Menurut Diana Santosa pameran GBN juga akan memamerkan produk unggulan dari berbagai daerah. Diharapkan pasar batik Indonesia akan semakin berkembang dan maju dengan banyaknya ide-ide baru yang GBN sajikan untuk menginspirasi pembatik di waktu yang akan datang.
Di tengah pameran, akan digelar berbagai acar menarik seperti talk show seputar Batik kompetisi batik, ssi high tea dan fashion show dari enam designer Indonesia yaitu Didi Budihardjo, Chossy Latu, Wilson William, Hutama Adi, Priyo Octaviano, Ghea Panggabean yang mengangkat karya Batik Indrmayu.
Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia pada Kabinet Reformasi Pembangunan. Prof DR. H, Rahardi Hamelan yang juga menjadi dewan Pembina YBI menyebut, perkembangan Batik di Indonesia memang masih menghadapi beberapa hambatan.
“Misalnya tentang kejujuran pedagang dan produsen Batik, karena masih ada yang tidak jujur untuk mencantumkan data asli dari barang dagangannya. Apakah ini Batik printing atau batik apa. Ketidak jujuran pedagang ini akan membuat perkembangan Batik sendiri semakin sulit. Karena itu Batik perlu terus menerus dipromosikan terutama ke kalangan muda ,”ungkapnya.
Di luar soal itu, Rahardi juga menyoroti tempat-tempat pembatikan yang ada di seputar Jawa, masih terlihat kumuh. “Karena itu, secara pribadi saya dan isteri membantu dan mengajak pembatik lebih rapih menata tempatnya, ada pencahayaan yang bagus, juga ada musiknya,”ungkap Ragardi yang tidak terlalu khawatir dengan adanya keberadaan AI di tengah Batik.
“Menurut saya kehadiran AI dalam industri Batik malah bagus, dan it is Oke. boleh. Terutama untuk menghadirkan desain seni dan corak baru,”katanya mengunci percakapan. XPOSEINDONESIA Foto : Muhaamd Ihsan