Bonus lain dari edarnya album ini, “Detik Waktu” terpilih sebagai Album Terbaik Terbaik di ajang AMI Awards 2018.
Cerdas, Idealis dan Membanggakan
Candra Darusman dikenal sejak akhir 80-an sebagai Mahasiswa Universitas Indonesia sekaligus seniman muda yang cerdas. Dengan bakat musik yang istimewa, ia besar dan membesarkan kelompok bandnya: Chaseiro (melejitkan lagu superhits “Pemuda, 1979) dan Karimata, sebuah grup musik yang memainkan jazz fusion. Ia juga dicatat sebagai pendiri acara tahunan Jazz Goes To Campus yang diselenggarakan di Universitas Indonesia.
Di samping itu, Candra aktif menulis lagu untuk sejumlah penyanyi, termasuk untuk solo albumnya sendiri. Lagu “Indahnya Sepi”, “Kau” ( bersama Tito Soemarsono dan Pancasilawan) dan “ Kekagumanku”, adalah contoh kuat karya Candra.
Tiga judul lagu yang disuarakan sendiri itu telah menjadi signature song yang lengenda. Lagu ini juga menjadi ciri kuat musik (pop) Indonesia era 80-an.
Majalah Rolling Stones terbitan Desember 2009, mempublikasikan hasil survey mereka tentang 150 Lagu Terbaik Indonesia. Dua di antaranya merupakan karya Candra, yakni “Pemuda” dan “”Kau” (1982, bersama Tito Soemarsono dan Pancasilawan .
Di luar pekerjaan sebagai musisi, Candra dikenal sebagai pribadi yang memiliki etos kerja tinggi, idealis dan punya kemampuan berpikir logis. Banyak yang menilai, Candra berhasil baik sebagai seniman maupun sebagai pejuang hak cipta.
Sebagai intelektual, dia pernah menjadi peneliti dan asisten dosen Fakultas Ekonomi di kampusnya, Universitas Indonesia. Sebagai aktivis hak cipta, dia ikut mendirikan dan memimpin Yayasan Karya Cipta Indonesia (1991-2001). Kemudian menjadi konsultan World Intellectual Property Organization (WIPO) (2001-2009) dan wakil direktur organisasi yang sama untuk wilayah Asia Pasifik, khususnya ASEAN (2010-2019). Kini ia bertugas sebagai Ketua Federasi Serikat Musisi Indonesia (FEMI). Keberhasilan itu membuat ia dikagumi tanpa henti.