
Rumah produksi Multi Buana Kreasindo (MBK) dan Sinemata Productions kembali menghadirkan karya-karya layar lebar yang menggabungkan kekuatan cerita religi, visual sinematik yang menawan, serta pendekatan produksi yang segar dan tidak biasa.
Rumah produksi ini telah menyelesaikan empat film, termasuk “The Bell: Panggilan untuk Mati”, “Ghost Soccer: Bola Mati—film horor komedi yang melibatkan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, sebagai cameo—kali ini kolaborasi keduanya melahirkan dua proyek terbaru: Pengin Hijrah dan “Ibadah dan Cinta”.
Pengin Hijrah Dimulai dari Panggung Musikal
Berbeda dari kebanyakan film lainnya, Pengin Hijrah justru memulai perjalanannya bukan dari bioskop, melainkan dari panggung teater.
Sebelum filmnya resmi dirilis pada Oktober 2025, tim produksi mempersembahkan drama musikal Pengin Hijrah sebagai bagian dari rangkaian promosi yang disebut Road to the Movie.
“Drama musikal ini akan dipentaskan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada tanggal 23 dan 24 Agustus 2025, dengan total empat kali pertunjukan—masing-masing dua kali per hari,” ungkap Aris Muda, Produser dari Sinemata Productions di Wisma SMR, Sunter, Jakarta (17/7).
Drama musikal Pengin Hijrah menjadi pendekatan promosi yang unik. Jika biasanya sebuah film sukses lebih dulu sebelum diadaptasi ke pentas teater, di sini terjadi sebaliknya.
“Drama musikal justru hadir terlebih dahulu untuk membangun kedekatan emosional dengan penonton dan memperkenalkan semangat cerita yang akan ditampilkan dalam versi filmnya nanti,”ujar Aris Muda
Sementara itu untuk filmnya sendiri, Pengin Hijrah mengambil latar syuting di Uzbekistan, dan mengangkat tema pencarian jati diri dan spiritualitas anak muda masa kini.
Menggabungkan elemen religi, petualangan personal, dan dinamika sosial, film ini menjadi representasi kisah hijrah yang tidak hanya fisik, tapi juga batin.
“Ibadah dan Cinta”: Saat Melbourne Bertemu Pesantren
Sementara itu, film “Ibadah dan Cinta” (IDC) menjadi produksi keempat dari kerja sama MBK dan Sinemata di bawah label Sinemata Buana Kreasindo (SBK) Productions.
“Film ini membawa nuansa yang berbeda dengan menjadikan kota Melbourne, Australia, sebagai salah satu lokasi utama syuting,” jelas Rendy Gunawan, Produser film IDC.
Lokasi-lokasi eksotis seperti dataran tinggi Grampians, Port Campbell, dan Twelve Apostles menjadi latar yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memperkuat konteks cerita dan atmosfer emosional tokoh utamanya.
Disutradarai oleh Jastis Arimba, Ibadah dan Cinta mengisahkan perjalanan Rico, pemuda Australia keturunan Indonesia yang mencoba memahami budaya leluhurnya saat mengunjungi pesantren di Indonesia.
Di tengah pencarian identitas, ia bertemu dengan Santun, seorang perempuan yang mampu menggetarkan hatinya. Bersama, mereka menghadapi tantangan dari keluarga, terutama kekerasan hati sang ayah, yang menjadi ujian besar dalam perjalanan cinta dan keimanan mereka.
Lokasi syuting di Indonesia mencakup Pesantren Darunnajah Cipining, serta beberapa titik di Tapos, Cigombong, dan Sukabumi.
Dengan proses produksi selama 25 hari dan persiapan workshop intensif selama 12 hari, film ini dijadwalkan tayang pada awal tahun 2026.
Dua Film, Satu Spirit
Baik Pengin Hijrah maupun Ibadah dan Cinta membawa benang merah yang sama—kisah tentang pencarian, cinta, dan keyakinan. Namun keduanya menyajikan pendekatan berbeda: Pengin Hijrah dimulai dari pentas musikal sebagai pembuka jalan menuju film, sementara Ibadah dan Cinta langsung hadir dalam format film sinematik dengan cakupan lintas budaya dan lokasi internasional.
Dengan skenario yang kuat, karakter yang hidup, dan latar visual yang memukau, dua film ini menandai keberanian rumah produksi MBK dan Sinemata untuk tidak sekadar membuat film religi, tapi menghadirkannya sebagai pengalaman emosional dan visual yang menyentuh sekaligus menghibur.
Jangan lewatkan drama musikal Pengin Hijrah di TIM pada Agustus 2025, dan siapkan diri untuk dua film religi yang berbeda namun saling menguatkan: Pengin Hijrah (Oktober 2025) dan Ibadah dan Cinta (awal 2026).XPOSEINDONESIA/NS Foto Dudut Suhendra Putra