Film horor terbaru garapan sutradara Irham Acho Bahtiar, “Lintrik: Ilmu Pemikat”, siap menghantui layar lebar mulai 11 September 2025 di seluruh bioskop Indonesia. Mengangkat kisah mistis khas Banyuwangi, film ini tidak hanya menjanjikan ketegangan, tetapi juga menyuguhkan kekayaan budaya lokal yang jarang diangkat dalam perfilman nasional.
Ide Cerita yang Lahir dari Film Pendek
Inspirasi “Lintrik” berawal dari sebuah film pendek di YouTube berjudul “Lintrik – Janakim Series”, karya komunitas film asal Banyuwangi. Produser Asye Siregar dari Prama Gatra Film jatuh hati pada ide tersebut setelah dikenalkan oleh Hasan Chow pada akhir 2022.
Tak sekadar diadaptasi, komunitas lokal ini turut dilibatkan sebagai konsultan budaya, memastikan bahasa, ritual, hingga detail tradisi ditampilkan secara otentik. Proses pengembangan naskah berlangsung hingga pertengahan 2023, sebelum syuting dilakukan di berbagai lokasi ikonik Banyuwangi seperti hutan De Djawatan, Patung Terakota, hingga pantai eksotis yang menjadi latar alami film.
Lintrik sendiri merujuk pada ilmu pemikat atau pengasihan kuno Jawa, yang berbeda dari pelet biasa. Ilmu ini dipercaya hanya bisa dilakukan dukun perempuan yang telah menjalani ritual khusus, mampu menarik hati seseorang meski jaraknya jauh, namun efeknya hanya sementara.
Adegan Menegangkan di Balik Kamera
Meski penuh nuansa mistis di layar, ketegangan juga terjadi di balik kamera. Meisya Amira, yang berperan sebagai Rini, mengaku grogi saat harus melakukan adegan bersama legenda perfilman Yati Surachman, yang berperan sebagai seorang dukun misterius.
“Jujur aku deg-degan, apalagi adegannya harus megang kepala gitu. Aku sampai minta maaf-maaf dulu karena nggak enak. Apalagi harus nimpuk juga, rasanya nggak enak ya sama Mak Yati,” ungkap Meisya.
Rasa canggung itu wajar, mengingat keduanya jarang bertemu saat sesi reading. Namun, Yati menanggapinya dengan tenang. “Nggak apa-apa kan untuk adegan, bukan beneran,” ujar sang aktris kawakan, menenangkan lawan mainnya.
Tak hanya menenangkan, Yati juga memberikan nasihat berharga untuk Meisya. “Yang penting attitude dijaga, terus jangan pernah sombong, karena kesombongan adalah awal kehancuran,” tuturnya, seolah menitipkan pesan lintas generasi.
Meisya Amira: Dari Grogi Menjadi Transformasi
Bagi Meisya, pengalaman syuting Lintrik adalah sebuah transformasi. Ia dituntut belajar bahasa Osing khas Banyuwangi demi membangun karakter Rini yang kuat. Rasa sungkan di awal lambat laun berubah menjadi pengalaman belajar yang berharga.
“Alhamdulillah di sana kita saling support, saling kerja sama, saling bertanya. Semoga film ini bisa diterima masyarakat,” ujarnya penuh harap.
Lebih dari Sekadar Horor
“Lintrik: Ilmu Pemikat” menampilkan deretan aktor ternama seperti Donny Damara, Karina Icha, Akbar Nasdar, dan Fannita Posumah, serta memperkenalkan wajah baru Teguh Ryder sebagai ustaz muda dengan karakter tak biasa.
Irham Acho Bahtiar, yang sebelumnya dikenal lewat film komedi dan daerah seperti Horas Amang, kini menunjukkan keberanian baru. Ia membangun narasi yang penuh teka-teki, di mana setiap adegan mengandung petunjuk penting yang baru terkuak di akhir cerita.
Film ini bukan sekadar horor, melainkan eksplorasi budaya, identitas, dan batas moral manusia, dengan kekuatan atmosfer lokal yang kental. XPOSEINDNESIA/NS- Foto : Dudut Suhendra Putra