Teka Teki Tika, Drama Keluarga dari Ernest Prakasa yang Berbeda

- Advertisement -

Sempat sekali alfa karena pandemi dan tidak bisa hadir di akhir tahun 2020, tetapi akan terbayar tuntas  dalam “Teka Teki Tika” ini.

Syuting di Tengah Pandemi

Menjalani proses syuting dengan prokes ketat di situasi pandemi, menjadi komitmen untuk hadirkan tontonan terbaik yang bisa dinikmati bersama-sama orang terkasih juga keluarga saat liburan akhir tahun.

Teka Teki Tika  dipercaya akan memberi pengalaman menonton istimewa yang dikerjakan dari dan dengan hati sebagai pesan, dan diharapkan berkesan untuk penonton.

- Advertisement -

Di karya terbarunya, Ernest mengatakan ia didorong keinginan untuk melakukan sesuatu yang lain dari biasanya.

“Teka Teki Tika lahir secara tidak sengaja ketika sedang berada di dalam tekanan stress pandemic. Mungkin ada jiwa manusiawi pengen punya semangat untuk break free atau mencium aroma kebebasan. Saat duduk dan menulis skenario lagi mood-nya berubah dan pengen bebas mengekspresikan yang berbeda. Dari situ muncul ide bikin sesuatu yang baru yang bukan sesuai pakem yang selama ini udah dibikin,” ujarnya.

“Benang merah drama keluarganya bukan sesuatu yang dirancang, tapi entah kenapa gue selalu terkesima sama keluarga, sebuah entitas yang unik. Semua orang adalah bagian dari keluarga tapi keluarganya setiap orang beda beda, jadi itu menarik,” jelas Ernest mengenai proses penulisan filmnya kali ini.

- Advertisement -

Menurut Ernest “Sebelum Tika masuk ke keluarga ini, tentunya gue bikin dulu keluarganya, komposisi keluarganya seperti apa, ada siapa saja di situ. Masalah utama mereka apa yang kemudian menjadi titik di mana Tika bisa masuk dan mengacak-acak itu. Ketika karakter-karakter sudah terbayangkan, maka development karakternya itu sambil jalan barengan sama nulis sinopsis biasanya.

Karena ada semangat eksplorasi yang tinggi, jadi bukan cuma dari segi genre tapi dari segi teknik penulisan pun kali ini, gue berusaha untuk engga terpaku pada pola gitu. Jadi kalau selama ini pola nulis itu, ya, pertama bikin ininya dulu, terus bikin ininya dulu, terus bikin ininya dulu, tapi kalau ini suka-suka gue aja, kayak ini karakter gue baru punya, karakter bible tuh tipis, tapi kok gue pengen nulis ceritanya ya? Terus ya udah gue tulis aja ceritanya. Baru nanti balik lagi. Jadi proses penciptaan karakternya sedikit lebih random, tidak se-by the book biasanya.”

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -