Ali menemukan keluarga baru dengan ‘unconditional love’, antara ia dan keempat tante baru yang ditemukan di apartemen bekas tempat tinggal Mamanya.
Unik melihat empat wanita dewasa berbagi kasih sayang dengan seorang remaja yang menggebu-gebu mencari Ibu kandung, yang justru telah ditelantarkan, karena sang Ibu memburu ambisi pribadi.
Kisah kasih keluarga baru yang unik ini membuat beberapa adegan memberi sensasi rasa yang jarang disimak dari film-film drama Indonesia yang pernah ada.
Marissa Anita yang Memukau
Akting Mia sebagai Ibu dalam film ini patut dipujikan. Mia adalah cerminan wanita modern dan bebas berekspresi. Ia dihadapkan dengan keluarga besar, dan keluarga suami yang konservatif terhadap gender.
Di New York Mia menikah lagi dan membentuk keluarga baru. Karena hal ini pula, ia tidak bisa serta merta membawa masuk Ali ke dalam keluarga barunya. Meski Ali anak kandungnya sekalipun.
Mia berhasil menokohkan sosok baik tapi jahat. Ekspresinya selalu ada di garis batas itu, menyimpan kebaikan sambil menutupi kesalahan.
Penokohan untuk Biyah, Party, Anche dan Chinta berjalan sangat biasa. Seperti tokoh yang mereka mainkan di film lain dan kita kenal dengan dekat.
Percintaan Ali dan Eva terasa terlalu hambar dan datar. Tak muncu getar kemesraan yang membuat penonton hanyut larut dan mabuk kepayang.
Tapi di luar itu, peran Lucky Kuswandi (sutradara), Gina S. Noer (Penulis), dan Muhammad Zaidy (penulis) yang berdiri di belakang kerja kreatif film ini patut diacungi jempol. Di tangan mereka, kualitas penceritaan film Indonesia menjadi lebih baik dan punya masa depan yang gilang gemilang. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Dokumentasi Palasari Film