Jumat, Februari 21, 2025

Karya Agung Yayasan Harapan Kita untuk Indonesia Sehat, Cerdas & Berbudaya

Kecil Besar

Di rumah sakit ini pula, untuk pertama kalinya dalam sejarah   di Indonesia dilaksanakan operasi bedah jantung terbuka. 

Pada 31 Juli 1997, YHK menyerahkan pengelolaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita kepada Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 

TMII : Membangun Pariwisata dan Merawat Budaya 

Dalam bidang Pariwisata dan Budaya, YHK telah sukses  membangun berbagai sarana kebudayaan, seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII),  juga Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP). 

Pada awal pembangunan TMII,  gagasan Ibu Tien membangun  Indonesia  dalam format miniatur di satu tempat terintegrasi seluas 150 hektar, kelihatannya  berlebihan juga terlalu mubazir. Apalagi  dikelilingi dengan kereta gantung dan monorail. Aduh untuk apa? 

Tapi lihatlah hari ini, TMII bukan hanya telah menjadi  destinasi wisata murah yang paling popular di Indonesia. Namun,  telah jadi  warisan dari Ibu Tien  yang  memperlihatkan wajah kebhinekaan budaya Indonesia yang aman juga nyaman. Meskipun, berbeda-beda bentuk adat istiadat dan bahasa. Ini juga berguna bagi generasi mendatang dalam mengenali budaya leluhur. 

Pun begitu pula pada pembangunan TAIP. Ternyata, YHK bukan hanya mendirikan  sekedar taman  indah tempat rekreasi, tapi  juga bisa memperlihatkan koleksi ratusan varietas anggrek dari seluruh dunia. Ibu Tien menjadikan tempat ini sebagai pusat informasi, balai penelitian dan pengembangan bibit anggrek.

Dari tempat ini pula, masyarakat  dicerahkan dan mendapat informasi, bahwa Anggrek Bulan ternyata  menjadi salah satu  bunga nasional Indonesia dengan predikat Puspa Pesona. Sementara Bunga Melati yang tumbuh tersebar di halaman rumah  kita, disebut sebagai Puspa Bangsa. 

Pada 17 Juni 1987, atas nama YHK Ibu Tien menghibahkan  seluruh kompleks TMII kepada Pemeritah RI. Dan Presiden Soeharto  memercayakan pegelolaannya   dilaksanakan oleh pengurus YHK.  

Mengokohkan Pendidikan lewat Perpustakaan  & Museum

Perhatin Ibu Tien Soeharto pada  soal pendidikan dan pentingnya budaya membaca sekaligus menyimpan koleksi buku dan bacaan terasa kuat. 

Ini terlihat  ketika ia meminta YHK  untuk membangun perpustakaan  nasional  yang  kemudian diresmikan pada 1989. Kabarnya, perintah ini muncul sehabis beliau menyaksikan pameran surat kabar di Monumen Nasional yang ternyata ruangnya kurang terawat  dan pengap.

Ibu Tien juga  serius memperhatikan perawatan, penyajian serta pelestarian warisan budaya dalam Museum. Ini bisa ditemui di  sejumlah tempat wisata dalam lingkungan  TMII   yang dilengkapi beragam museum. Mulai dari Museum Iptek, Museum Listrik, Museum Tekstil  dan lain-lain.

Hari ini, setelah 51 tahun berkarya,  YHK bersama Ibu Tien Soeharto, telah meninggalkan banyak warisan penting  di bidang kesehatan, budaya dan pariwisata juga pendidikan untuk negeri ini.

Dalam menjalankan perannya di YHK, Ibu Tien berpikir dengan pola sederhana. Namun, memiliki efek spektakuler untuk perkembangan kehidupan seluruh bangsa Indonesia.

Kini, di tangan  kepemimpinan  Siti Hardiyanti Rukmana, YHK akan meneruskan ide ide besar sang Ibu dengan semangat sama.  “Berbagai sumbangsih Yayasan ini, pada gilirannya kita harapkan turut memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa dan Negara. Amiin ya robbal’alamiin,” ucap Tutut menutup pidato. XPOSEINDONESIA/Nini Sunny Foto Eddy Karsito.

More Pictures

XPOSEINDONESIA Foto Eddy Karsito.
XPOSEINDONESIA Foto Eddy Karsito.
XPOSEINDONESIA Foto Eddy Karsito.
XPOSEINDONESIA Foto Eddy Karsito.
XPOSEINDONESIA Foto Eddy Karsito.
XPOSEINDONESIA Foto Eddy Karsito.

Must Read

Related Articles