Jumat, Februari 21, 2025

Sebuah Pesan Personal Todung Pandjaitan yang belum Terpublish

Kecil Besar

Todung Pandjaitan wafat. Pemain Bass ternama, pencetus ide sekaligus Pemimpin  Gladiresik Musik Lab (GML) itu menghembuskan nafas terakhir, pada 11 April 2021, pukul 09.57  di RS  Medistra Jakarta.

Tanggal kepergian Todung ini hanya berbeda dua bulan dari waktu meninggal sang Ibunda Todung :  Dra, Ostina Emanuel Pandjaitan boro Nasution SS, M. HUM. (Ibu OE), 11 Februari 2021.

Todung sendiri adalah putera bungsu, dari Ibu OE dan Bujonggir Bolitan Samuel Pandjaitan.  Dan siapapun yang mengenal dekat Todung, pasti mengetahui betapa dekat  dan akrabnya hubungan Todung dengan sang Ibu.  

Dalam buku  Berpikir Lurus, Berhati Tulus, Ibu OE mengungkap,  bahwa ia memiliki rasa bangga  yang sama kepada semua puteranya;   Tanoa, Bukti dan Ilham yang terjun memegang kendali perusahaan keluarga di PT Agung Concern Holding. Dan  tentu si bungsu Todung  Pandjaitan yang hanya konsen bermain musik.

 “Todung memang lain dari kecil.  Raportnya merah bukan karena ia bodoh, tapi  cara mengajar gurunya tidak sesuai dengan bakat di anak. Buktinya hasil test psikologi memperlihatkan kemampuan  yang mengagumkan. Buat apa saya paksakan   Todung masuk mengendalikan perusahaan keluarga?’ begitu kata sang Ibu.

Berkarir untuk Pendidikan Musik Indonesia

Pengertian yang besar dari sang Ibu pula, yang membuat Todung yang lahir di Jakarta, Indonesia, pada 24 September 1958  itu kemudian  bisa mengambil kuliah di Dick Grove School Of Music, Los Angeles 1989,  untuk spesialisasi Bass Instruction Programme. 

Di tengah masa belajar musik di Amerika,  Todung juga mengambil kuliah dan meraih gelar sarjana Disain Grafis di Woodbury University di Los Angeles 1988.

Sepulang dari  AS, Todung  menjelma bukan hanya sebagai pemain musik, tapi juga serius memasuki industri musik, dengan mendirikan perusahaan manajemen artis yang pertama di Indonesia,  bernama ARCI (Art Circle Network/ PT Jaringan Lingkar  Seni.

Dengan bendera ARCI pula, ia melakukan produksi rekaman, serta berbagai kegiatan menyangkut musik. Dan memproduksi master album solo Indra Lesmana yang pertama  Tragedi pada tahun 1980-an.

Perkembangan karirnya di dunia musik  terus meningkat. Sebagai musisi, ia menjadi salah satu pendiri group CYNOMADEUS (1990) yang kemudian menjadi CYNO yang berlandaskan musik techno.

Ia juga melengkapi pengalaman bermain di cafe dan arena musik lain dengan membentuk group CATFUNK serta group musik blues C4 BLUES.

Beberapa penyanyi terkenal pernah bergabung bersama di antaranya Hari Moekti, Nicky Astria, Syaharani.

Tahun 2000, Todung untuk pertama kalinya memperlihatkan bakatnya dalam menulis. Ia meluncurkan  buku berjudul “BoomBassTech”  yang berisi pengetahuan tentang alat musik Bass. Buku ini diterbitkan oleh majalah remaja Hai dan dijaja seharga Rp 25.000.

Pada 24 September 2005, bersama  beberapa rekan  antara lain Benny Likumahuwa, Donny Suhendra, Annette Frambach, Krisna Prameswara, Todung mendirikan dan meresmikan sebuah Lab Musik diberi nama GladiResik Music Lab (GML).

GML  bukan hanya sebuah tempat kursus musik, tapi juga memperkenalkan konsep bermain musik dengan benar. GML memberikan kurikulum intensif dengan pendidikan yang sesuai.

Bersama  GML pula,  Todung  mencanangan pembelajaran  gratis  sepanjang tiga bulan,  untuk lebih dari 1000 orang Dengan tagline True Basic Bring Excellence. Ini sebuah langkah berani yang belum pernah ada di kursus musik manapun di  Indonesia.

“Seorang musisi  di negeri ini harus memiliki kualitas yang baik.  Di GML  kami punya sesuatu yang berbeda. Kami ingin menjadikan musisi sebagai  pemain profesional ya,” ujar Todung sekali waktu itu  pada saya

Menulis Untuk  Indonesia

Dalam  soal membenahi pendidikan  di negeri ini,  juga dalam soal menulis, Todung secara perlahan lahan  dan tanpa disadarinya, seperti mengikuti jejak sang Ibu yang sempat menjadi pendidik dan Dekan FISIP UNTAG dan  juga menulis  buku buku filsafat.

Must Read

Related Articles