Trio Lestari kemudian terlihat banyak tampil di televisi, bahkan beberapa kali menggelar konser tunggal dengan ide panggung yang tak biasa. Salah satunya, ketika tampil di Mall Kota Kasablaca, mereka menggambarkan sejarah musik Indonesia dari pemerintahan jaman Soekarno hingga hari ini.
“Kami ingin belajar dari sejarah yang ada, tentang budaya pop yang ada, tentang lagu lagu pop yang ada. Di mana jaman Soeharto, misalnya, lirik berisi kritik dilarang. Sementara di era Soekarno muncul pelarangan membawakan lagu lagu Barat,’ ungkap Glen dalam press conference, 14 November 2014
Trio Lestari kemudian seperti beralih bentuk menjadi Duo Lestari, (Tompi dan Glenn) dan banyak muncul sebagai pemandu acara diskusi lewat Narasi TV. Mereka mengundang tokoh nasional mendiskusikan hot issue tentang perbedaan pendapat, juga perbedaan agama itu biasa. Di tengah perbedaan itu tetap bisa terjalin komunikasi dengan indah.
Lokomotif RUU Musik
Sebagai orang muda yang penuh inspirasi baru, Glenn juga memikirkan banyak hal untuk perkembangan industri musik.
“Glenn adalah lokomotif untuk pembahasan lahirnya RUU Musik yang digodok juga bersama Anang Hermansyah (yang waktu itu masih menjabat sebagai anggota DPR,” ungkap wartawan musik senior, Bens Leo.
Karena ragam manuver Glenn di dunia kesenian ini pula, Bens Leo mengusulkan pria ini menerima Anugerah Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2018.
“Banyak yang sudah dilakukan Glenn, salah satunya adalah menggagas berlangsungnya Konferensi Musik Indonesia di Taman Budaya, Maluku Ambon 2018!”
Lepas dari urusan musik dan film, Glenn Fredly diketahui merupakan salah satu pendiri PT Ruang Riang Milenial (RRM), yang turut mendirikan M Mbloc Space bekerjasama dengan Perum Peruri.
Lokasi M Bloc sendiri adalah lahan tidur seluas 6.500 meter yang terletak di Kawasan Melawai.