Minggu, Desember 8, 2024

Indonesia Display Warehouse Peluang Entrepreneur Dalam Negeri di Swiss

Indonesia Display Warehouse (IDW) yang bergerak di bidang pengembangan potensi pasar global bagi pelaku usaha Indonesia, membuka kesempatan kepada entrepreneur dalam negeri untuk mengembangkan produk di kota Bussel, Swiss lewat biaya yang cukup terjangkau. Rencananya IDW akan membuka lokasi ruang pameran dan dagang terbaru pada September 2016 di Swiss, tepatnya di kawasan komersial Freire Strasse 50,4001 Basel Switzerland.

Hal terkait disebutkan oleh Direktur Operasional Indonesia Display, J Mahameru saat mempresentasikan hal tersebut  di Jakarta, Selasa (14/6/2016) kemarin. “Ada empat produk unggulan yang terpilih dari 70 produk UKM (Usaha Kecil Menengah), yang dikirim kepada kami,” jelasnya. IDW sendiri berada dibawah bendera PT Sinar Indonesia Display yang  berbasis di Jakarta.

Dibukanya cabang baru tersebut, menurut Mahameru merupakan strategi lanjutan untuk membantu misi penetrasi produk lokal ke pasar global. “Selama 6 tahun terakhir kami mengikuti ragam pameran dagang di seluruh dunia. Tapi dirasa tidak sustainable karena waktu yang pendek. Waktu tersebut tidak optimal memperkenalkan produk Indonesia.  “Kali ini kami akan buka display selama setahun,” katanya.

dr Juliana Pateh M. Kes selaku Presiden Diretur Indonesia Display, yang sejak 2010 bergerak di industri kosmetik juga menambahkan  bahwa IDW hadir untuk menyikapi serbuan produk asing beberapa tahun terakhir ini. Dikatakannya bahwa serbuan produk kosmetik asing ke Indonesia sudah mengguncang produk UKM. Karena hal tersebut, IDW berniat membantu para pengusaha Indonesia untuk lebih mudah memperkenalkan bisnisnya ke pasar global.

Saat ini IDW akan membuka seleksi bagi para pengusaha di bidang fesyen (busana muslim maupun konvensional), tekstil, farmasi, kosmetik, elektronik, jasa wisata, kerajinan, interior, furniture, alternatif pangan, dan lainnya. Bagi peminat dapat diberi kesempatan untuk mengirim sample foto untuk diseleksi. “Biaya sewa ruang 2m x 2m sebesar Rp20 Juta setahun, itu harga yang kami tawarkan. Meski UKM mampu membayar, tetapi kami akan kurasi kelayakan produknya,” jelas Mahameru.

Must Read

Related Articles