Selama tiga hari digelar serangkaian acara, di antaranya konser musik etnik dengan line up Irene Ghea x Arlida Putri, Orkes Sinten Remen, dan Jogja Hip Hop Foundation.
Hadir juga outdoor fashion show dari perancang busana nasional dan lokal yang bertema ordinary traveling. Pengunjung juga bisa menikmati drama musikal yang melibatkan penduduk setempat mulai dari pelajar hingga orang tua.
Tak kalah menarik juga ada festival kuda lumping serta festival UMKM yang menyuguhkan kuliner khas Temanggung, produk kerajinan dari tembakau, dan fesyen.
Ridlo Amiruddin, Direktur Digra Sinergi Harsa selaku penyelenggara Tlilir Art & Culture Festival menyampaikan, event yang bakal digelar secara tahunan ini merupakan pesta rakyat kesenian dan kebudayaan yang berbasis pada community based tourism.
“Local wisdom sangat kami perhatikan, misal untuk outdoor Fashion Show saja kita bekerja sama dengan pemuda pemudi Karang Taruna, Ibu-ibu PKK, dan Kelompok Wanita Tani. Mereka kita edukasi hanya dalam tiga hari saja namun hasilnya cukup memuaskan kita di catwalk,” ujarnya.
Ridlo menambahkan, untuk penyelenggaraan tahun depan, pihaknya tetap akan menjaga komitmen untuk membangun event yang berbasis pada pariwisata berkelanjutan serta akan lebih banyak bersinergi lagi dengan para stakeholder.
“Untuk penyelenggara event tahun depan jadwalnya akan kita ajukan pada Juli agar menjadi beberapa rangkaian event di lereng gunung di pulau Jawa, seperti Festival 7 Gunung dan Dieng Culture Festival. Ini penting, agar wisatawan adventure dan minat khusus kian bertumbuh,” katanya. XPOSEINDONESIA. Foto : Dokumentasi