Memperingati 80 tahun perjalanan bangsa, Kementerian Kebudayaan RI menghadirkan Sasana Sastra: Membaca 80 Tahun Indonesia di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jumat (22/8). Pertunjukan lintas medium ini diramaikan lebih dari 500 penonton dan menghadirkan kolaborasi pejabat negara, sastrawan, serta seniman lintas generasi.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Agama Nasaruddin Umar, serta Kepala Perpustakaan Nasional Aminudin Aziz turut membacakan puisi bersama sastrawan seperti Taufiq Ismail, Happy Salma, Jose Rizal Manua, Nissa Rengganis, hingga Iwa K. “Puisi sejak masa Pujangga Lama hingga Angkatan ’66 selalu menjadi bagian penting yang merekam perjalanan bangsa,” ujar Fadli Zon dalam sambutannya.
Acara ini dibagi ke dalam enam babak yang menggambarkan wajah Indonesia, mulai dari puisi perlawanan kolonial, proklamasi, spiritualitas, suara perempuan, hingga generasi digital yang ditampilkan melalui puisi hip-hop. Menag Nasaruddin Umar juga membacakan dua puisi klasik serta catatan pribadinya Ketika Algoritma Lebih Kuat dari Wahyu. “Dalam puisi, kita menemukan kedekatan dengan Tuhan sekaligus suara kebangsaan,” ucapnya.
Selain pembacaan puisi, penonton menikmati musikalisasi oleh Reda Gaudiamo, tari oleh Siko Setyanto, dan pantomim. Dirjen Kebudayaan Ahmad Mahendra menambahkan, “Berkat dorongan Pak Menteri, karya sastra kini kembali bersemi, memberi warna dan harum bagi pembangunan peradaban.”
Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmennya memperkuat ekosistem sastra melalui program Manajemen Talenta Nasional Seni Budaya, penguatan festival dan komunitas sastra, hingga Lab Penerjemah dan Lab Promotor Sastra. Harapannya, sastra Indonesia mampu melahirkan generasi baru yang tidak hanya membaca masa lalu, tetapi juga mentransformasikannya menjadi energi kreatif menuju Indonesia Emas 2045.XPOSEINDONESIA Foto : Dok Kemenbud