HaloPuan, Lembaga sosial Ketua DPR RI Puan Maharani, kembali bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dalam melaksanakan kegiatan “Mahasiswa Peduli Stunting: Mengolah Daun Kelor Menjadi Asupan Super”.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi masalah stunting yang masih menjadi isu serius di Indonesia.
Kerja sama kali ini dilakukan dengan IMM Sukabumi, tepatnya IMM Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), setelah sebelumnya pada 24 November 2022, HaloPuan telah melakukan kegiatan serupa bersama IMM Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB).
Kegiatan berlangsung di Gedung Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi pada 15 Maret 2023, dihadiri oleh 168 mahasiswa UMMI dari dua fakultas, yakni Fakultas Ilmu Administrasi dan Humaniora (FIAH) dan Fakultas Kesehatan (FKes).
Para peserta memperoleh penyuluhan tentang stunting dari Ketua Program Studi Pendidikan Profesi NERS UMMI, Ria Andriani, serta informasi dari HaloPuan tentang manfaat super bubuk daun kelor dalam menjaga keseimbangan gizi. Menurut Koordinator HaloPuan, Poppy Astari, kegiatan ini penting karena salah satu penyebab masih tingginya angka stunting di Indonesia antara lain adalah masih kurangnya asupan gizi di kalangan remaja, khususnya remaja putri.Data Kementerian Kesehatan menunjukkan 32% remaja putri di Indonesia masih mengalami kekurangan energi kronik.
Faktor penyebab lainnya adalah pernikahan di usia muda sehingga terjadi kehamilan di bawah usia 21 tahun. Data menunjukkan 46% kehamilan pertama di Indonesia terjadi pada perempuan di bawah usia 21 tahun.
Di Indonesia, masalah kesehatan remaja, terutama remaja putri, menjadi perhatian yang sangat penting. Selain masalah stunting, remaja juga dihadapkan pada tantangan seperti anemia, obesitas, dan gangguan menstruasi. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan praktik kebersihan yang baik seringkali menjadi penyebab utama dari berbagai masalah kesehatan ini.
Kondisi kesehatan remaja memiliki dampak yang signifikan terhadap prevalensi stunting di Indonesia. Remaja yang sehat dan memiliki pengetahuan yang baik mengenai gizi dan kesehatan reproduksi akan lebih siap untuk menjadi ibu dan bapak yang sehat dan melahirkan anak dengan pertumbuhan yang optimal. Sebaliknya, remaja yang mengalami masalah kesehatan seperti kekurangan gizi, anemia, atau pernikahan dini akan memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan anak yang mengalami stunting.