Puan pun sempat dikagetkan dengan sambutan flash mob dari berbagai komunitas perempuan dan ibu-ibu di Sukabumi.
“Terima kasih atas sambutan meriahnya,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Urai Bahaya Stunting
Saat menyampaikan sambutan, Puan kembali berbicara mengenai bahaya stunting bagi anak. Ia mengatakan, perempuan-perempuan sebagai calon ibu wajib mengetahui tentang bahaya stunting pada anak.
Menurut Puan, stunting berkontribusi pada siklus kemiskinan yang berkelanjutan. Sebab anak-anak yang menderita stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterbatasan pendidikan, kesempatan kerja yang terbatas, dan kemiskinan di masa dewasa.
“Karena itu perempuan harus benar-benar tahu dan paham tentang bahaya stunting, bagaimana agar anak-anak kita tidak terkena stunting, bagaimana agar anak-anak kita bisa lahir dan tumbuh besar dengan sehat. Sehingga mereka bisa menjadi kebanggaan orang tua, keluarga dan bangsa,” ujar Puan.
Mantan Menko PMK ini menjelaskan, stunting dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu saat masa kehamilan ibu sampai anak berusia dua tahun. Puan mengingatkan, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting.
“Seperti cukupi konsumsi protein hewani, lalu Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali dan jangan lupa ASI ya Ibu-Ibu,” imbaunya.
Dalam kesempatan yang sama, Puan juga mengajak peserta acara berdialog. Salah satunya dengan Kepala Desa Cikujang, Gunung Guruh, Heni Mulyani yang mengaku tengah mengupayakan pengurangan stunting di daerahnya.
“Alhamdulillah kemarin dalam acara saya jadi ketua panitia sosialisasi mengatasi stunting. Berkat dorongan dan bantuan Bu Puan Maharani, undangan 250 yang hadir,” ucapnya.
Heni yang sudah 2 periode menjabat sebagai Kepala Desa itu menyebut masyarakat di desanya sudah peka tentang bahaya stunting. Ia menyatakan banyak membuat program di desanya sebagai upaya penurunan stunting kepada anak.
“Apa sih cara menurunkan stunting?” tanya Puan.