“Karena saya percaya digital ini akan grow. Itu sudah menjadi master plan kami, jadi bukan baru sekarang kami berpikir soal OTT!” lanjut Manoj.
Manoj melihat OTT sebagai peluang baru di luar produksi film yang tayang di bioskop dan sinetron untuk televisi. Ketiganya memiliki penggarapan yang sangat berbeda.
Sinetron yang tayang setiap hari, kalau diproduksi untuk 50 episode, menurut Manoj masih merugi. “Paling tidak 500 episode kita baru bisa profitable,” kata Manoj
Belum lagi proses penggarapan sinetron yang memiliki pressure melelahkan. Untuk menggarap sinetron yang tayang harian menurut Manoj, dibutuhkan waktu 24 jam, di mana proses syuting makan waktu 10-12 jam, proses editing selama 6 jam. Dan dalam 18 jam kerja, kaset rekaman film sudah harus dikirim ke stasiun TV.
Sementara mini series untuk OTT, digarap tidak seperti itu. Mini series digarap seperti proses pembuatan film, hanya durasi tayangnya lebih panjang dari film.
“Bagi saya OTT adalah alternatif baru yang sedang ditunggu. Ini akan jadi the next TV. Dia akan akan jadi free on air di Indonesia. Ini peluangnya besar sekali. Tiga sampai lima tahun ke depan, OTT bisa akan lebih besar lagi,” ungkap Manoj.
Meski harapannya besar untuk OTT, Manoj tetap berkeinginan film bisa tetaptayang di bioskop .
“Kita tetap butuh biokop. Saya tetap memproduksi film Grade A. Semoga ini yang bisa bangkitkan bioskop kembali. Kita sedang siapkan di bulan Desember ada satu produksi MD yang tayang di bioskop. Ini untuk membuktikan, MD salah satu yang tetap berani merilis film bioskop.” tutur Manoj
OTT = Cara Baru Menonton
Platform berbasis aplikasi WeTV milik Tencent Holdong Ltd, masuk ke pasar Indonesia sejak akhir 2019. Semula, platform ini membidik segmen penggemar drama Asia yang jumlahnya terus meningkat di kalangan milenial.
WeTV sendiri menyediakan tayangan dari Cina, Malaysia, Thailand, Korea, Jepang dan Indonesia.
“Sejak pertengahan tahun 2020, WeTV membuka kerja sama dengan sejumlah PH untuk memproduksi konten Indonesia, yakni WeTV Original “My Lecture My Husband” (MD Pictures), dan “Imperfect The Series (Starvision Plus),” ujar Lesley Simpson, Country Head We TV & IFlix Indonesia