Rabu, Agustus 27, 2025

Dari Ogoh-ogoh hingga Ngaben Massal, Desa Tommo Siap Jadi Desa Wisata Andalan Mamuju

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa melakukan kunjungan kerja ke Desa Tommo, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Dalam kesempatan tersebut, ia berdialog langsung dengan masyarakat untuk mendengarkan aspirasi terkait pengembangan desa transmigran ini menjadi desa wisata unggulan.

Dalam pertemuan, warga menyampaikan sejumlah kebutuhan mulai dari fasilitas penunjang kegiatan keagamaan, insentif desa, hingga pelatihan sumber daya manusia pariwisata. Merespons hal itu, Wamenpar menegaskan komitmen Kementerian Pariwisata untuk berkoordinasi lebih lanjut dengan Pemerintah Daerah Mamuju agar langkah konkret bisa segera diwujudkan.

“Utamanya tentu agar pengembangan ini bermanfaat bagi umat dalam konteks keagamaan, termasuk upacara dan ritual. Ke depan, saya berharap kegiatan adat di Desa Tommo juga bisa menjadi daya tarik wisata,” ujar Ni Luh Puspa.

Kunjungan tersebut disambut antusias warga, sekaligus menjadi catatan sejarah karena Wamenpar Ni Luh Puspa merupakan pejabat setingkat menteri pertama yang hadir di Desa Tommo sejak desa ini berdiri pada 1983.

Desa Multikultur dengan Tradisi Bali yang Kuat

Desa Tommo lahir dari program transmigrasi masyarakat Bali ke Sulawesi Barat. Tak heran, mayoritas warganya memeluk agama Hindu dan masih melestarikan tradisi Bali, meski kini juga dihuni etnis Bugis, Mandar, Jawa, Sunda, dan Toraja.

Selain dikenal sebagai sentra jagung, Desa Tommo memiliki dua agenda budaya dan keagamaan yang menjadi magnet wisata, yaitu parade Ogoh-ogoh saat Nyepi dan Ngaben massal yang digelar tiga tahun sekali.

“Banyak orang datang ke Bali hanya untuk menyaksikan Ngaben. Saya yakin Ngaben di Tommo juga bisa menjadi atraksi wisata yang luar biasa, sehingga orang tidak perlu jauh-jauh ke Bali,” tambah Wamenpar.

Menuju Desa Wisata

Menurut Ni Luh Puspa, potensi ini perlu dikemas menjadi paket wisata berbasis komunitas. Karena itu, ia mendorong pembentukan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) sebagai wadah kelembagaan desa, serta dukungan penuh pemerintah daerah dalam perencanaan dan pengembangan.

Kemenpar sendiri terus menargetkan peningkatan jumlah dan kualitas desa wisata di seluruh Indonesia. Upaya ini sejalan dengan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang fokus pada pemberdayaan ekonomi lokal, pelestarian budaya, serta penciptaan lapangan kerja.

“Tidak ada daerah yang maju sendirian. Harus gotong royong—masyarakatnya mau, pemerintah daerahnya mendukung, pemerintah pusatnya ikut mendorong. Dengan semangat itu, saya yakin Desa Tommo bisa menjadi desa wisata yang maju sekaligus ikon baru Mamuju,” tegas Ni Luh Puspa.

Dukungan Pemerintah Daerah

Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi menyambut baik kunjungan tersebut dan berharap Desa Tommo segera ditetapkan sebagai desa wisata resmi.

“Mohon dukungan Kementerian Pariwisata. Jika Desa Tommo masuk daftar desa wisata, insya Allah ekonomi masyarakat akan semakin berkembang melalui sektor pariwisata,” ujar Sitti.

Turut mendampingi Wamenpar, Fransiskus Handoko, Asisten Deputi Strategi Event Kementerian Pariwisata. XPOSEINDONESIA Foto Dokumentasi

Must Read

Related Articles