“Padahal, kalau lihat jaman dulu, tenaga dokter spesial ibu dan anak belum banyak di Papua. di satu propinsi hanya ada satu-dua dokter,” ungkap John Manangsang. “Sekarang di tiap kabupten ada satu hingga empat dokter. Rumah sakit juga tumbuh ada dimana-mana,“ terangnya lagi.
Kisah nyata dalam buku yang diangkat jadi film ini menceritakan pergumulan dan perjuangan dokter muda yang ditempatkan di puskesmas pedalaman Papua, yang berupaya menyelamatkan dua nyawa, yakni ibu dan bayinya. “Pertaruhan yang luar biasa. Bukan hanya hidup mati pasien, tapi juga hidup mati sang dokter karena kondisi hutan dengan tidak ada bius untuk operasi, peralatan terbatas, tidak ada tenaga dokter yang memadai, jadi melakukan operasi sesar dengan silet, “ ungkapnya mengenang.
“Film ini menunjukkan bagaimana dokter Papua berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan ibu yang melahirkan,“ tegasnya. XPOSEINDONESIA/NS Foto: Istimewa