Belum lagi tayang di gedung bioskop, film “Bumi Manusia” yang disutradari Hanung Bramantyo diproduksi Falcon Film itu berhasil meraih Penghargaan Keunggulan Archive Value Film (Film Bernilai Kearsipan) dari Sinematek Indonesia.
Penghargaan yang diberi nama Award of Excellence Sinematek Indonesia (AESI) itu diserahkan Kepala Sinematek Indonesia, Akhlis Suryapati dan Sonny Pudjisasono dari Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail, kepada sutradara Hanung Bramantyo yang didampingi Salman Aristo (penulis skenario), Satrio Budiono (musik), dan Rahmat Syiaful (kameraman) di Kemang Village XXI, Jakarta, Kamis (14/8/2019).
Film Bumi Manusia yang diangkat dari novel karya Pramudya Ananta Toer dinilai oleh Sinematek Indonesia sebagai film yang memiliki keunggulan untuk diarsipkan, karena bermuatan nilai-nilai sejarah, budaya, kearifan lokal, dan juga memiliki kaidah sinematografi yang memadai.
“Film ini akan bermanfaat untuk rentang waktu yang panjang hingga masa-masa mendatang, sebagai sumber riset, penelitian, kajian, apresiasi, dan semacamnya,” ungkap Akhlis Suryapati.
Hanung Bramantyo menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan yang baru pertamakali diterimanya untuk film itu.
“Penghargaan ini untuk semua kru pendukung yang terlibat, karena saya tidak bisa apa-apa tanpa mereka. Terutama penghargaan ini juga untuk Pramudya Ananta Toer. Marilah dalam suasana peringatan Hari Kemerdekaan ini kita mengheningkan cipta untuknya,” kata Hanung Bramantyo.
AESI sendiri dikatakan Akhlis Suryapati merupakan program teranyar dari Sinematek Indonesia di bawah kepemimpinannya yang dimulai tahun 2019. Rencananya, penghargaan ini diupayakan menjadi tradisi dari pusat arsip film dan data perfilman satu-satunya di Indonesia itu.
“Film dengan kriteria tertentu, memiliki keunggulan dalam kearsipan, karena akan menjadi referensi dan bahan riset untuk masa panjang ke depan. Sinematek Indonesia merasa perlu memberikan apresiasi secara khusus terhadap film dengan kriteria tersebut,” papar Akhlis Suryapati.