Harrison Ford bintang film Star Wars, Indiana Jones dan Air Foece One, mendarat dengan pesawat carteran di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta sejak hari Mingggu (1/9). Ia berkunjung ke Indonesia untuk membuat film dokumenter bertajuk “Years of Living Dangerously”.
Naik Meja di Kantor Menteri Kehutanan?
Untuk kepentingan pembuatan film, aktor berusia 71 tahun ini telah melakukan syuting di Orangutan Centre Nyaru Menteng, Taman Nasional Tesso Nilo di Riau, juga di Kalimantan Tengah.
Ia juga melakukan beragam wawancara dengan sejumlah aktivis lingkungan, kalangan pengusaha, juga pejabat, seperti Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bahkan juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Via kantor berita Antara pada Senin 9/9, dikabarkan, Ford bertemu Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang mengeluhkan sikap aktor Hollywood itu saat mewawancarainya.
Menurut Zulkifli, ia menjelaskan kepada Ford bahwa penanganan kerusakan hutan di Indonesia dilakukan secara bertahap. Kebijakan untuk menindak perambah tidak lagi dengan kekerasan, tapi dengan kesejahteraan seperti menyediakan lahan untuk usaha, agar para perambah tidak lagi merambah hutan.
Namun, kata Zulkifli, tidak mudah menjelaskan hal itu kepada Ford. Ia juga mengaku tidak diberikan kesempatan untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan Ford sebelum pengambilan gambar.
“Waktunya terbatas untuk menjelaskan, saya hanya diberi kesempatan bicara satu-dua kalimat. Harusnya sebelum wawancara, berdiskusi dulu, walaupun beda pengertian tapi bisa saling memahami. Tadi, saya langsung di-make up dan acting diwawancara,” kata Zulkifli pada Antara.
Yang unik, media online tempo.co mewartakan, berita heboh di tengah kunjungan Ford ke kantor Zulkifli. Lewat nara sumber mereka Andi Arief, Staf Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, tempo. com menulis, ada rencana mengajukan deportasi untuk Ford.
Ford dinilai berlaku tidak sopan, bahkan berdasarkan rekaman kamera pengawas ruang tunggu Kementerian, menurut Andi, Harrison tampak berkali-kali naik ke meja dan melompat. Tindakan yang dinilai melecehkan kantor resmi kenegaraan.
“Kru dan penghubungnya di Indonesia harus dimintai keterangan apa motif Harrison melecehkan kantor resmi negara itu. Bila perlu dia dideportasi,” kata Andi.
Berita ini diluruskan lagi oleh tempo.co pada Selasa, 10/9. Sumber Tempo yang mengikuti pertemuan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Harrison Ford membenarkan Ford sempat naik meja. Tapi tidak di saat pertemuan dengan Menteri.
“Ford naik meja untuk membetulkan AC,” kata sumber Tempo. Peristiwa itu berlangsung di ruang tunggu, sebelum Menteri Zul datang. “AC-nya mati dan Menteri Zul datang telat banget.”
Happy Bertemu SBY
Setelah insiden ‘naik ke atas meja’ itu, banyak yang ketar-ketir, ketika Ford berencana bertemu dan mewawancarai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun toh, kekhawatiran itu tidak terwujud, karena pada Selasa (10/9) pukul 11.00 WIB., pertemuan Ford dan SBY berlangsung lancar juga happy.
Seperti kata Juru bicara, Julian Aldrin Pasha, seusai pertemuan, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Ford, yang juga seorang aktivis perubahan iklim mewakili UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) ini, sangat happy dengan kondisi pengelolaan hutan dan habitat orangutan di Kalimantan.
“Tapi, memang ada hal-hal yang dilihatnya kurang pas dalam implementasi atau realita di Tesso Nilo, misalnya. Tadi dijelaskan oleh Presiden bahwa semua itu sedang dalam proses penanganan,” Julian menambahkan.
Dalam pertemuan ini, Presiden SBY menjelaskan kebijakan pemerintah terkait dengan konservasi hutan, upaya pencegahan pembalakan liar, reforestasi, dan pelestarian hutan secara keseluruhan.
Sikap pemerintah sangat jelas, pelestarian hutan dan lingkungan menjadi prioritas. “Bilamana ada penyimpangan dan bertentangan dengan upaya pemerintah dalam pelestarian hutan, Presiden telah menginstruksikan pada jajaran yang memiliki kewenangan untuk menindak tegas pihak yang menghalangi pelestarian hutan,” Julian menegaslkan.
Melibatkan Arnold Schwarzenegger
Years of Living Dangerously adalah film dokumenter yang mengisahkan tentang perubahan iklim. Dengan tema menjaga atau melestarikan lingkungan hidup, menyelamatkan dunia dari climate change
Film ini diproduksi jaringan Showtime yang melibatkan Arnold Schwarzenegger, James Cameron, dan Jerry Weintraub sebagai produser pelaksana. Harrison Ford sendiri bertindak sebagai narator utama.
Years of Living Dangerously terdiri delapan seri, masing-masing berdurasi satu jam. Untuk seri Indonesia, akan diangkat isu-isu seperti kebakaran hutan, konservasi lahan gambut, dan perkebunan kelapa sawit. Tujuh seri lainnya mengambil isu di negara Asia lainnya. Film ini akan dirilis April 2014, dibintangi oleh Matt Damon, Ian Somerhalder, serta Olivia Munn. (NS beragam sumber)