Memasuki usia setengah abad, Tri Utami (penyanyi utama dari kelompok band Krakatau) memulai babak baru dalam kariernya, dengan terpilih dan dipercaya tampil pertama kali di panggung teater untuk berperan monolog dalam drama bertajuk “Srintil Tembang Duka Seorang Ronggeng, produksi ArtSwara Production.
Srintil sendiri diadaptasi dari novel terkenal karya Ahmad Tohari, bertajuk Ronggeng Dukuh Paruk yang dirilis pada tahun 1982. Srintil adalah seorang ronggeng di Dukuh Paruk, sebuah desa kecil di Banyumas yang miskin dan terpencil. Srintil menjadi tokoh yang amat terkenal dan digandrungi karena cantik dan menggoda.
Dalam kemasan teater yang akan dipentaskan di Teater Salihara pada 27 dan 28 April 2019 itu, ArtSwara Production dengan Eksekutif produser Maera Panigoro, Dian HP (Produser), Iswadi Pratama (sutradara), Sitok Srengenge (Penulis Skenario), dan Eko Supriyanto (Penata Tari) mempercayakan peran Srintil tersebut pada Trie Utami yang selama ini terkenal sebagai penyanyi yang sangat ekspreksif.
“Peran baru ini bukan hanya akan memperpanjang jenis kesenian dalam curriculum vitae saya, tapi juga menambah pengetahuan, dan lebih penting lagi untuk dunia kesenian yang saya geluti,” kata Trie Utami alias Iie di Rumah Kertanegara, Jakarta, Kamis (14/3).
Iie diproyeksikan akan melakukan monolog, menyanyi, berakting dan menari sepanjang 70-90 menit. Ia akan memerankan tokoh Srintil secara rangkap dalam 3 karakter ; muda, dewasa dan tua.
“Saya menerima kepercayaan ini, seperti menerima hand bouquet atau parcel yang mesti saya jaga dengan baik!” lanjut Iie.
Monolog Musikal
Iswadi Pratama menyebut Srintil dalam pementasan teater yang disutradarainya akan melaraskan empat matra kesenian, yaitu seni peran, seni musik, seni lukis (skenografi) dan seni tari
Jadi dalam pertunjukan ini, penonton akan mendapatkan sajian musik, lagu, seni peran, koreografi didukung juga oleh skenografi yang semuanya kita maksudkan untuk melayani dan memuliakan teks,” kata Iswadi Pratama