Raja Ampat selain dikenal memiliki banyak lokasi diving kelas dunia, dan tempat indah untuk lokasi syuting film, terkenal pula dengan Festivalnya,  yang diberi nama Festival Raja Ampat  (FRA)

FRA tahun ini  diselenggarkan  untuk yang keempat kalinya, di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) dari 18 – 21 Oktober 2013. Dengan  mengusung tema “Explore the Wonder Cultural of Raja Ampat” .

I Gede Pitana, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kemenparekraf mewakili Menparekraf mengatakan, “FRA menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk datang ke Kabupaten Raja Ampat, terutama untuk melihat Pulau Wayag sebagai icon yang  dikenal sebagai geopark  berkelas dunia,” kata Pitana di Waisai, seperti  termuat  di www.ultimoparadiso.com

FRA 2013 diikuti 17 distrik di sekitar Pulau Waisai. Mereka memeriahkan festival dalam acara seni budaya seperti lomba tarian Cakalele, Tarian Wor, dan Tarian Lalayon, kegiatan pameran kerajinan, kuliner,  serta acara  tour wisata.

FRA merupakan salah satu program Pemerintah Daerah Raja Ampat, Papua Barat didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  (Kemenparekraf). Kegiatan ini bertujuan mempromosikan Raja Ampat sebagai salah satu tujuan wisata unggulan Indonesia.  FRA telah menjadi kalender Pariwisata Nasional dan mendapat dukungan Kemenparekraf  sejak 2010.

Baca Juga :  APFI Dideklarasikan, Bukan sebagai Tandingan PPFI

Salah satu yang menarik dari festival ini adalah demonstrasi keterampilan berperahu tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, yang merupakan cara tradisional untuk Pelaut Papua.

Yang khas dari Raja Ampat adalah setiap turis yang datang ke  sini akan diberikan pin khusus. Untuk turis mancanegara, harga pin diberlakukan sebesar Rp 500.000 per orang. Sedangkan untuk turis nusantara Rp 250.000 per orang. Dengan mengenakan pin, wisatawan bebas masuk ke Raja Ampat selama satu tahun. 

“Cukup sekali bayar, nanti selama setahun bebas masuk, yang penting pakai pin itu,” ujar Yusdi, Kadisbudpar Kabupaten Raja Ampat. (XPOSEINDONESIA NS FOTO : ANTARA FOTO / CHANRY ANDREW SURIPATTY

Penampilan group musik tradisional suling tambur dalam acara pembukaan Festival Bahari Raja Ampat 2013 yang berlangsung di Pantai WTC Raja Ampat, Papua Barat, ANTARA FOTO / CHANRY ANDREW SURIPATTY
Suling Tambur merupakan seni budaya tradisional masyarakat Raja Ampat yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan merupakan icon wisata Raja Amparoup musik tradisional suling tambur dalam acara pembukaan Festival Bahari Raja Ampat 2013 yang berlangsung di Pantai WTC Raja Ampat, Papua Barat, (18/10). ANTARA FOTO / CHANRY ANDREW SURIPATTY
Prev News“Ratu Sejagad” Vonny Sumlang : Come Back
Last NewasLaskar Pelangi Raih Penghargaan di New York