
Anna Mariana tidak pernah henti berjuang untuk mengembangkan tenun dan songket Indonesia. Lebih dari 35 tahun ia bergerilya, merintis, melahirkan, mempromosikan dan mengembangkan tenun dan songket sebagai warisan budaya bangsa. Salah satunya cara ia mempromosikan kreativitasnya adalah dengan mengisi acara televisi, seperti yang dilakukannya lewat acara ‘Selamat Pagi Indonesia Akhir Pekan’ di Metro TV, Kebon Jeruk, 27 Mei 2018.
Untuk mengisi acara live setengah jam yang dikomando Anggi Hasibuan dan Najla Hilabi itu, Anna bukan hanya mempersiapkan diri sendiri, ia mengajak dan menerbangkan tiga penenun binaannya dari Bali. “Sekaligus juga mengangkut tiga jenis alat tenun dan empat model yang akan memeragakan baju koleksi saya ke studio Metro TV!” kata Anna lagi.
Dalam acara berjudul ‘Mengenal Kain Tradisonal’ itu, Anna menerangkan banyak hal, termasuk bagaimana proses perjalanan selembar benang hingga menjadi jadi selembar kain tenun, juga bagaimana Anna membuat para pengrajin betah menjadi anak asuhnya.
“Mereka saya beri bahan dasar, wajib diberit gaji, agar pengrajin bisa bekerja dengan baik dan menghasilkan karya terbaik!” kata Anna yang telah menghasilkan karya monumental Tenun dan Songket khas Betawi sejak tiga tahun lalu.
Khusus untuk menyambut Lebaran 1439 H, Anna Mariana, mengaku menerima cukup banyak pesanan pakaian dengan bahan tenun dan songket Betawi.
“Ada kenaikan sekitar 20 persen. Permintan ini bukan hanya dari kaum muslim yang merayakan lebaran, namun juga dari non muslim yang ingin bersilaturahmi ke kerabat maupun atasan mereka di hari Idul Fitri! Kalau dulu-dulu permintaannya ingin menggunakan bahan tenun NTT atau dari daerah lain, kini mereka minta bahannya dari tenun dan songket Betawi!” ujar Anna Mariana lagi.
Anna bersyukur, tiga tahun berjuang melahirkan, mempromosikan dan membesarkan tenun dan songket Betawi, akhirnya kehadirannnya mulai diketahui publik. “Masyarakat semakin mengenal dan mulai mau menggenakannya!” ujar Bendahara Umum dari Lembaga Kebudayaan Betawi yang sedang mempersiapkan baju seragam untuk sejumlah instansi pemerintah dan perusahaan airlines ini.
Keberhasilan Tenun dan Songet Betawi, diharapkan Anna juga menular pada kreativitasnya yang berikut. “Saya sedang menggarap tenun dan songket Papua, Solo dan Yogya. Khusus hasil karya untuk tenun dan songket khas daerah Solo, sudah diperlihatkan dan diserahkan kepada Ibu Sudjiatmi, Ibunda dari Pak Jokowi, juga Bapak dan Ibu Jokowi, karena beliau sangat peduli dan mencintai budaya dan wastra tradisional.”
Menurut Anna, “Penyerahan tenun dan songket Solo ini bertujuan agar mendapat petunjuk serta advice langsung dalam hal pengembangan motif, design, pewarnaan juga kualitas produk. Alhamdulillah ternyata mendapat sambutan dan apresiasi luar biasa. Dalam hal design, motif, warna, dan kualitas tenun dan songket Solo yang dibuat, ternyata sudah dianggap sempurna. Mereka juga berharap produk tradisional tenun dan songket Solo dan Yogya yang akan datang, bisa berkembang lebih baik dan lebih luas di daerah masing-masing,” ujar isteri dari Tjokorda Ngurah Agung Kusumayudha, SH, MS, MSc,
Menurut Anna, satu hal yang tidak akan pernah lelah untuk terus diperjuangkannnya dalam mendalami dunia wastra ini adalah melahirkan adanya Hari Tenun dan Songket Nasional sama seperti Hari Batik Nasional. “Semoga Pemerintah dan Presiden Jokowi berkenan mewujudkan dan membuatnya menjadi legal!” kata Anna mengunci percakapan XPOSEINDOESIA NS/Foto Muhamad Ihsan