Di awal pembukaan, Wamenparekraf menyampaikan rasa puasnya setelah menyaksikan pagelaran budaya yang dipentaskan anak-anak usia sekolah secara bergantian mulai dari tarian martumba oleh anak-anak usia dini dan atraksi margala atau permainan anak-anak Batak di masa lalu yang nyaris tidak pernah dimainkan anak-anak masa sekarang. Para remaja muda usia pun telah mampu menampilkan tor-tor asli sekaligus ritual maminta gondang.
“Saya harus mengakui, penampilan FDT hari pertama ini di Museum Batak cukup fantastis. Tapi saya tidak heran karena FDT kali ini digelar di Tobasa merupakan gagasan TB Silalahi yang sangat dikenal sebagai sutradara kawakan. Pak TB telah berpengalaman menggagas sekaligus menyutradarai berbagai even besar di tingkat nasional maupun internasional, salah satunya yang paling fantastis adalah menggelar opening ceremony Sea Games (ajang olah raga tingkat ASEAN) beberapa tahun silam,” ujarnya yang disambut tepuk tangan ribuan hadirin.
Hadir pula pada acara pembukaan itu Bupati Taput Nikson Nababan, Bupati Tapteng Bonaran Situmeang, Wabup Humbas Marganti Manullang bersama Kajari Humbahas HR Batubara SH, Ketua DPRD Tobasa Sahat Panjaitan, Kajari Tobasa Harly Siregar SH, Kadis Tarukim Provsu Dr Binsar Situmorang SH dan Kadisnakertrans Provsu Bukit Tambunan serta para pejabat dari kabupaten/kota lainnya.
Sapta Nirwandar lebih lanjut menjelaskan, pemerintah terus mendorong even-even kepariwisataan di tanah air agar terus digalakkan secara rutin untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan termasuk ke kawasan Danau Toba.
“Secara khusus kementerian pariwisata sangat mengapresiasi upaya pak TB Silalahi selaku tokoh nasional asal Tobasa yang sejak dulu sampai sekarang rutin dan tidak kenal lelah menciptakan objek wisata baru seperti Museum Batak. Kemudian TB Silalahi Center secara rutin tiap tahun menggelar atraksi-atraksi seni budaya sehingga daerah asalnya Balige ini sudah menjadi ikon objek wisata baru di Tobasa,” ujarnya.