Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sapta Nirwandar didampingi Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, Bupati Tobasa Kasmin Simanjuntak, dan tokoh masyarakat Batak TB Silalahi memukul gong secara bergantian sebagai tanda dibukanya acara Festival Danau Toba (FDT) 2014 di Kompleks TB Silalahi Center (TBSC) Balige-Tobasa, Rabu (17/9).
Sekitar 10 ribu rakyat Sumut bertepuk tangan gemuruh, ratusan burung merpati diterbangkan dan baliho merah putih turun dari atap Museum Batak menyambut pesta tahunan rakyat Batak selama 5 hari (17-21 September) yang pada tahun ini menempatkan Tobasa sebagai tuan rumah.
Pada acara pembukaan ditampilkan berbagai atraksi budaya hingga atraksi paramotor atau paralayang. Atraksi paralayang ini menggunakan mesin baling-baling serta bentangan kain ulos terpanjang di dunia, yakni sepanjang 450 meter dan dicatatkan dalam rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Ulos Sadum diarak 270 siswa SMU Balige di sepanjang jalan Dr. TB Silalahi di Desa Pagar Batu hingga pintu masuk kompleks TB Silalahi Center.
Setelah acara pembukaan di Kompleks TB Silalahi Center, ulos sadum berwarna hitam dengan corak khas Batak itu diarak lagi ke lapangan Sisingamangaraja yang menjadi pusat keramaian rakyat yang menampilkan stan-stan setiap kabupaten yang menampilkan produksi unggulan dan ekonomi kreatif, panggung rakyat, karnaval budaya, dan aneka jajanan dan jualan.
Sebelumnya, Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho selaku panitia provinsi di FDT itu menjelaskan, ulos tersebut adalah karya 20 penenun yang ada di kawasan Danau Toba binaan Bank Indonesia Wilayah Sumut-Aceh dan dikerjakan selama lebih kurang 8 bulan.
Untuk lebih menyemarakkan even pariwisata itu Bank Indonesia memilih memajangkan ulos tersebut di FDT 2014 yang untuk pertama kali dilaksanakan di Balige atas gagasan Letjen (Purn) DR TB Silalahi SH yang sejak beberapa tahun lalu menyelenggaraka atraksi budaya secara rutin di Museum Batak untuk pelestarian budaya Batak sekaligus menjadi daya tarik wisatawan agar kembali ramai di kawasan Danau Toba.