Sejarah memperlihatkan, menjadi terkenal lewat industri musik susah susah gampang. Puluhan album lahir dan diedarkan setiap hari. Namun hanya beberapa di antaranya yang diterima dan dalam kenangan masyarakat.
Untuk menjadi terkenal dan diiingat masyarakat, bukan hanya butuh lagu bagus dan faktor keberuntungan, namun juga perlu kemasan yang berbeda, (kalau bisa) mewah agar terlihat istimewa.
Kelompok band Definisi, yang katanya mengusung alternatif rock ini, sejak awal merilis album perdana “Bebaskan”, terlihat gagap memasuki industri ini.
Padahal, band dari Bekasi yang disupport label Greenland Indonesia, punya modal lumayan. Tongkrongan lima personilnya, Abdee [vokal], Ichsan [bass], Reza [gitar utama], Wawan [drum] dan Hendrik Luberto [gitar] sangat natural dan kece.
Lagu-lagu yang diciptakan lumayan easy listening. Meski setelah dicermati berulang, urutan satu lagu ke yang lainnya terdengar monoton. Nyaris sewarna.
Kemasan album “Bebaskan” seperti dirancang kurang cermat. Tengok misal pada penggarapan cover. Ada kesan ingin digarap rada nyeni, dengan menjaja nuansa rock, yang gemar bermain di warna hitam dan abu-abu.
Sayang, hasilnya mirip rock era 80-90an. Dan jujur terkesan kuno juga sangat tidak menarik. Wajah para personil jadi terlihat tua dari usia mereka yang sebenarnya. Apalagi kelima personil didandani mengenakan kaca mata hitam plus jacket.
Padahal, pada bagian dalam cover, terdapat foto personil yang berbeda. Tanpa kaca mata, tanpa jaket, dilatar belakangi warna merah. Komposisi ini jauh lebih layak jual, ketimbang foto pada cover yang dikropping dengan kasar.
Untungnya, penampilan Definisi terselamatkan dalam video klip dari lagu “Negativmu”. Pada media ini, para personil didandani sesuai umur mereka dengan kostum yang enak dikenakan dan tidak berat.
Kemasan musik yang fresh, ditambah tongkrongan yang oke, menjadi formula yang akan dengan cepat mendongkrak popularitas Definisi.
Album perdana berisi 11 lagu ini mengandalkan ‘Negativmu’ sebagai single utama. Sementara 10 lainnya berjudul ‘Bebaskan’, ‘Menghapus Dirimu’, ‘Aku Ingin’, ‘Hilang’, ‘NOS’, ‘Dan Demi’, ‘Lepaskan’, ‘Membuatku Ingin’, ‘Seperti Itulah’, dan‘TempatMu’.
Catatan Xposeindonesia untuk Definisi adalah, kelompok ini wajib meningkatkan rasa percaya diri para personilnya di atas panggung. Ketika merilis album “Bebaskan” dan melakukan press conference di KFC Kemang 23 April 2015, terasa seluruh personil tidak siap mempresentasikan dan menjaja karyanya.
Kesan kurang percaya diri tertangkap dengan jelas dari jawaban yang terkesan normatif dan rada terdengar suara yang bergetar. Melihat “kelemahan” ini, ada baiknya Definisi wajib berlatih menghadapi pertanyaan dan kritik wartawan. Setajam apapun kritik tersebut dilontarkan.
Karena bukan mustahil, dalam beberapa bulan ke depan, saat Definisi akan melakukan tur wawancara ke berbagai radio, dan akan muncul pertanyaan yang serupa bahkan lebih keras. Di luar soal itu, ketika membuka panggung di mana pun itu, Definisi perlu memahami kondisi lapangan. Jangan main terlalu keras, terutama di arena dengan kualitas sound di bawah rata-rata.
Kerja yang terlalu agresif tanpa memahami kelemahan tersebut, malah akan menjadi boomerang yang memperlihatkan kualitas musik Definisi sama sekali tidak prima. Jika ingin berumur panjang dan berarti dalam industri musik Indonesia, Definisi wajib dipoles terus menerus dan berulang-ulang, persis seperti mengasah batu akik. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Dudut Suhendra Putra