Film “Siti” karya sutradara Eddie Cahyono berhasil meraih dua penghargaan terbaik dalam ajang Festival Ke-18 Film Internasional Shanghai, Tiongkok, pada 13-21 Juni 2015.
Film berdurasi 91 menit itu berhasil meraih penghargaan Sinematografi Terbaik dan Naskah Film Terbaik untuk kategori New Asia Talent Competition.
“Siti” mengalahkan enam film lainnya dari beberapa negara,” kata Konsul Penerangan dan Sosbud KJRI Shanghai Faraiddito Suharyono kepada Antara di Beijing, Minggu.
Festival Film Internasional Shanghai 2015 digelar dengan menampilkan juri berkualitas dari berbagai negara antara lain, Andrey Zvyagintsev (sutradara Rusia), Hao Lei (aktris Tiongkok), Hee Jai Kim (penulis skenario Korea), Philippe Muyl (pembuat film Perancis), dan Ron Yerxa (produser dari AS).
Festival Film Internasional Shanghai didirikan pada 1993, dan menjadi satu-satunya festival film kompetitif Tiongkok yang mendapat lisensi the International Federation of Film Producers Associations.
Selama festival berlangsung, film “Siti” diputar sebanyak empat kali dan sempat disaksikan pula oleh Konjen Shanghai Kensy D Ekaningsih.
Film “Siti” yang digarap dalam kemasan film hitam putih dan berdialog bahasa Jawa itu, mengangkat isu sosial kelas bawah. Inimerupakan karya pertama sutradara Eddie Cahyono dalam penyutradaraan film panjang.
Film ini berpusat pada satu tokoh, Siti (24 tahun) yang sudah berumah tangga dan memiliki satu anak. Perjalanan hidupnya berumah tangga tak seindah bayangan. Terutama setelah suaminya yang bekerja di laut, mengalami kecelakaan dan membuatnya lumpuh total.
Dan situlah Siti harus jadi tulang punggung keluarga, membiayai anak sekolah dan mengurus rumah sekaligus suami dan ibu mertua, Darmi yang sudah tua tetapi masih gigih berjualan peyek jangki di pantai bersama Siti.
Tak cukup mengandalkan hidup dari berjualan peyek, Siti bekerja menjadi pemandu di sebuah karaoke untuk menghidupi dan membayar hutang yang semakin menumpuk.