Kompetisi Developmental Basketball League (DBL) kembali membuktikan dirinya sebagai panggung bagi semua pelajar tanpa batas latar belakang. Dari sekolah negeri, swasta, asrama, hingga pesantren, semua punya kesempatan yang sama untuk unjuk prestasi di dunia basket pelajar.
Momen Hari Santri Nasional 2025 kali ini menjadi lebih istimewa berkat pencapaian luar biasa dari SMA Ar Rohmah Dau, Kabupaten Malang. Sekolah berbasis pondok pesantren tersebut sukses menjuarai Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java-South (DBL Malang) dalam kategori AZA 3×3 Competition.
Lebih mengesankan lagi, Ar Rohmah tampil sebagai debutan di ajang ini. Di laga final yang digelar di GOR Bimasakti, 7 September 2025, tim santri itu berhasil menumbangkan SMAN 3 Blitar, salah satu sekolah dengan tradisi basket kuat, dengan skor tipis 4–2.
Tak hanya menyabet gelar juara, Demas Naufal Ramadhan, siswa kelas 12 sekaligus pemain andalan Ar Rohmah, dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP).
“Jujur senang sekali karena hasil latihan dan kerja keras saya dibayar lunas dengan kemenangan ini,” ujar Demas usai laga final.

Dalam beberapa tahun terakhir, makin banyak sekolah berbasis pesantren yang berpartisipasi di ajang DBL. Mereka datang bukan sekadar untuk tampil, tapi bersaing serius menghadapi sekolah-sekolah favorit lain.
Contohnya, SMAIT Insan Mulia Boarding School (IMBOS) Pringsewu, Lampung, berhasil menembus final DBL seri Lampung 2023–2024, bahkan mengantarkan siswanya Harsya Nazhiif masuk ke DBL Camp, ajang pelatihan basket pelajar terbesar di Indonesia.
Di Sumatera Barat, MA Ar-Risalah sukses menjadi juara DBL seri Padang, sementara di Aceh ada MA Al-Manar Aceh Besar yang rutin mengikuti DBL sejak tahun lalu. Di Jawa Barat, SMA Pesantren Unggul Al Bayan Sukabumi juga turut berlaga di DBL Bandung 2025.
Head of Sports and Entertainment DBL Indonesia, Astrid Septiana, menegaskan bahwa DBL membuka kesempatan luas bagi semua pelajar, termasuk para santri.
“Basket adalah bahasa universal. Siapa pun bisa berbicara melalui semangat dan kerja keras di lapangan — termasuk para santri. Mereka membuktikan dari pesantren pun bisa lahir juara,” ujar Astrid.
Astrid menambahkan, DBL sejak awal membawa semangat partisipatif agar semua sekolah dapat berkontribusi, tak hanya lewat pertandingan basket utama.
“Sekolah yang mungkin tim basketnya belum siap, bisa tetap ikut lewat kompetisi 3×3 seperti yang dilakukan Ar Rohmah Malang,” jelasnya.
Sejak pertama kali digelar pada 2004 di Surabaya, kompetisi DBL terus berkembang hingga kini digelar di 31 kota dan 22 provinsi di Indonesia, dari Aceh hingga Papua.
Tiap tahunnya, DBL Indonesia menyeleksi student athlete terbaik dari berbagai kota untuk masuk ke DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp. Selain basket utama, musim ini juga menghadirkan AZA 3×3 Competition 2025–2026 dan Azarine DBL Dance Competition 2025–2026.
Seluruh pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2025–2026 dapat disaksikan secara live di kanal YouTube DBL Play. XPOSEINDONESIA/IHSAN

