Video musik terbaru Selena Gomez, “In the Dark”, tengah mencuri perhatian publik. Sejak dirilis di YouTube pada 23 Oktober lalu, video tersebut telah ditonton lebih dari 1,7 juta kali, menegaskan kembali magnet kuat Selena di dunia musik pop yang semakin matang dan introspektif.
Disutradarai oleh Luke Orlando, video ini menampilkan Selena dalam versi dirinya yang paling elegan sekaligus rapuh. Ia tampil dalam busana serba hitam dengan pencahayaan remang dan nuansa visual monokrom yang intim. Tidak ada tarian megah atau efek digital mencolok—hanya kehadiran Selena di tengah ruang gelap yang diwarnai pantulan cahaya lembut, seolah menggambarkan pertarungan antara kegelapan dan ketulusan di dalam dirinya.
Setiap gerak, tatapan, dan bisikan lagu ini terasa seperti pengakuan pribadi. Dalam satu adegan yang paling membekas, Selena menatap langsung ke kamera dengan ekspresi kosong namun penuh makna—seolah berbicara kepada seseorang yang sedang kehilangan arah. Atmosfer visual ini berpadu dengan lirik yang menyentuh:
“And I’ll be there when you lose yourself / To remind you of who you are / And I’ll be there like nobody else / You’re so beautiful in the dark.”
Secara musikal, “In the Dark” adalah balada lembut tentang cinta tanpa syarat—tentang seseorang yang tetap hadir dan mencintai meski dunia orang yang dicintainya sedang runtuh. Namun di balik ketenangan nadanya, lagu ini menyimpan kedalaman emosional yang membuatnya terasa begitu pribadi.
Selena sendiri memperkenalkan lagu ini lewat unggahan di akun Instagram pribadinya, menulis singkat: “‘In The Dark’ sudah rilis. Ini hanya tetesan nostalgia kecil, semoga kalian menyukainya.” Ungkapan itu seperti penanda bahwa karya ini lahir dari ruang kenangan dan kerentanan yang nyata.
Banyak penggemar berspekulasi bahwa lagu ini merefleksikan perjalanan pribadi Selena dalam menghadapi kesehatan mentalnya, terutama setelah ia secara terbuka mengungkap bahwa dirinya didiagnosis mengidap gangguan bipolar pada tahun 2020, sebagaimana dilaporkan oleh Elle. Lirik dan visual yang lembut namun melankolis seolah menjadi bentuk penyembuhan diri—cara Selena memeluk gelap dan menemukan cahaya di dalamnya.
“In the Dark” juga menjadi penanda baru dalam kariernya setelah perilisan album kolaborasi dengan Benny Blanco—yang kini menjadi suaminya—berjudul I Said I Loved You First pada Maret lalu. Jika album tersebut terasa manis dan penuh cinta, maka lagu ini adalah sisi lain dari cinta: tenang, tulus, dan sedikit menyakitkan.
Lagu ini juga menjadi bagian dari soundtrack resmi Nobody Wants This musim kedua, serial orisinal Netflix yang mengisahkan romansa unik antara Joanne (Kristen Bell), seorang podcaster, dan Noah (Adam Brody), seorang rabi yang sama-sama mencari arti cinta dan makna hidup. Album Nobody Wants This: Season 2 (The Soundtrack) berisi 19 lagu dari sejumlah musisi ternama seperti Chris Stapleton, Role Model, Royel Otis, hingga Kacey Musgraves.
Dengan visual yang intim, lirik yang jujur, dan resonansi emosional yang mendalam, “In the Dark” bukan sekadar lagu tema untuk serial televisi. Ia adalah pengingat lembut dari Selena Gomez—bahwa bahkan di tengah kegelapan, selalu ada keindahan yang bisa ditemukan, jika kita berani menatapnya dengan hati terbuka. XPOSEINDONESIA Foto : Instagram dan Youtube


