Selasa, Agustus 12, 2025

40 Tahun Bukanlah Waktu yang Sebentar…Menapak Selangkah demi Selangkah, Menghasilkan Karya demi Karya

Itulah cerita dari seorang pemusik, oleh seorang teman baiknya sejak lama. Teman baik yang jangan-jangan memang sudah berkawan dekat sampai 40-an tahun lamanya. Memang begitulah adanya. Dimulai dengan Krakatau, eh sebelumnya di Bumi Sangkuriang. Marcopolo Hotel, beberapa hari setelah LMC 1985. Dan lantas sampailah pada bincang-bincang beberapa waktu sebelum press conference konsernya, beberapa waktu lalu di Kawasan Senayan, Jakarta.

Pemusik yang bermain keyboard. Yang mencatat begitu banyak prestasi. Sampai-sampai tak terasa, 40 tahun sudah dia berkarya… Dan sempat diingatkan, siapkanlah sebuah buku catatan perjalanan bermusiknya. Sudah selayaknya…

Baiklah, kita mulai. Alkisah pada 19 Agustus 1966, lahirlah di kota Bandung seorang yang diberi nama lengkap Muhammad Dwiki Dharmawan Sastrawidjaya. Ia merupakan putra dari pasangan Safiyudin Sastrawidjaya dan Yuniarti Sugatin. Perjalanan bermusiknya dimulai pada usia sekitar 7 tahun, saat ia belajar piano klasik. Dan ia pun mulai muncul ke permukaan sebagai seorang pianis atau kibordis muda berbakat setelah mengenyam pendidikan musik di Elfa Secioria Music School.

Kemudian, dua tahun setelah belajar musik dengan Elfa Secioria, pada penghujung tahun 1984, ia memotori kelahiran kelompok musik Krakatau. Grup yang memilih memainkan warna musik jazz rock atau fusion itu dibentuknya bersama Prasadja Budidharma (bass), Donny Suhendra (gitar), dan Budhy Haryono (drums).

Berikutnya adalah kesempatannya mengalami pengalaman demi pengalaman. Mengecap pentas di mancanegara, yang membuatnya menjadi pemusik Indonesia pertama yang telah manggung di lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Selain itu, ia juga dikenal lewat karya-karya lagunya.

Krakatau adalah kendaraan terpentingnya sebagai pemusik. Karena Krakatau pada tahun 1985 menjadi nomor wahid pada ajang Light Music Contest, kompetisi musik yang terhormat di masa itu. “Lulusan” Light Music Contest banyak yang kemudian menjadi musisi kondang, ternama, dan populer di dunia musik Indonesia. Apalagi ia menjadi Best Keyboardist pada kompetisi Light Music Contest International di Jepang.

Penghargaan itu memiliki prestise spesial, karena sesungguhnya Krakatau mengikuti ajang tersebut dengan status hanya sebagai undangan khusus. Peserta lainnya, pada tahun itu, semua dari Jepang. Tapi permainan seorang Dwiki Dharmawan muda berusia 19 tahun mengejutkan dan memukau para juri. Sehingga ia pun diberi anugerah kibordis terbaik.

Well, kemudian memang adalah catatan prestasi demi prestasi kesuksesan seorang Dwiki Dharmawan. Empat album sukses Krakatau, dengan formasi “kedua” di mana Budhy Haryono hengkang dan masuklah Indra Lesmana, Gilang Ramadhan, serta Trie Utami. Tercatat, total keempat album dari 1987 (album self-titled Krakatau) sampai Let There Be Life (1992) terjual lebih dari 5 juta kopi. Merupakan album bertema jazz terlaris, bahkan berlaku hingga sekarang.

Dwiki kemudian diajak Garin Nugroho menjadi penata musik film. Salah satunya debutnya di Cinta Dalam Sepotong Roti, yang membuatnya menjadi Penata Musik Film Terbaik pada Festival Film Indonesia tahun 1991. Dwiki juga menghasilkan karya lagu yang sukses, sebuah nomor religius Islami yang liriknya ditulis oleh sastrawan Ags. Arya Dwipayana, “Dengan Menyebut Nama Allah”. Lagu tersebut juga mempopulerkan nama penyanyinya, Novia Kolopaking.

Lalu ia pun terbilang laris menjadi penggubah musik untuk film, dan terutama kemudian sinetron. Mulai dari Hati Seluas Samudra, Bella Vista, dan banyak lainnya. Yang membuatnya dijuluki Raja Soundtrack Sinetron Indonesia. Selain itu ia juga mulai membangun orkestra, dengan perdana membentuk Dwiki Dharmawan Orchestra di tahun 1995.

Krakatau band sendiri telah berubah format musiknya. Tak lagi jazz rock / fusion, berganti menjadi world music, yang lantas membuat grup tersebut mulai berkeliling negara-negara Asia, Eropa, Australia, bahkan hingga Amerika dan Afrika. Tampil di pelbagai festival musik, selain konser khusus.

Belum berhenti, catatan prestasi seorang Dwiki. Ia pun juga sukses menyebarluaskan karya album rekamannya untuk pasar internasional lewat kerja samanya dengan produser musik internasional Leonardo Pavkovic, yang berkantor di New York. Record label milik Leonardo, Moon June Records, mendistribusikan karya album rekaman Dwiki ke seluruh dunia.

Lewat album rekamannya pula dengan Moon June, Dwiki dibukakan pintu untuk bekerja sama dengan banyak musisi ternama kelas dunia, terutama musisi jazz. Salah satu albumnya, Pasar Klewer, meraih predikat Album Jazz Terbaik Tahun 2016 (Album of The Year) versi majalah jazz terkemuka Downbeat.

Ada hal lain seputar kesibukannya di dunia musik. Ia juga memiliki sekolah musik Farabi, yang memiliki beberapa cabang di beberapa kota. Membuatnya sering kali harus menyediakan waktu untuk mengunjungi cabang-cabang sekolah musiknya tersebut.

Dan begitulah, sampailah pada usia 40 tahun perjalanan karier bermusiknya. Kalau saat Dwiki mencapai 30 tahun bermusik, ia merilis album tribute bertajuk Collaborating Harmony: Dwiki Dharmawan, kali ini Dwiki akan tampil dalam konser The Musical Journey of Dwiki Dharmawan. Konser itu akan digelar di Ciputra Artpreneur, Sabtu 23 Agustus 2025.

Dwiki mengungkapkan, ia mempersiapkan hampir 30 lagu untuk konser yang bertema dasar retrospektif perjalanan bermusiknya selama ini. Ia akan dibantu para penyanyi sebagai kolaborator antara lain Dira Sugandi, Kris Dayanti, Dirly, Ruth Sahanaya, Sandhy Sondoro, Shanna Shannon, Andien, Once Mekel, Putri Ariani, Jinan Laetitia, Awdella, dan Ita Purnamasari. Ada juga saksofonis Ivan Paulus, pemain gambus atau oud Kamal Musallam, serta violis Iskandar Wijaya.

Dwiki akan tampil bersama World Peace Orchestra yang bakal didukung 40 musisi, serta ditemani grup band pengiring yang berasal dari para musisi lulusan sekolah musik Farabi. Antara lain Jundi Salut Anis (bass), Calvin Andreas (drums), Johanes Roberto (keyboard), Eink Tachrir (gitar), dan Syarief Wiradz (perkusi). Selain itu, juga akan tampil tentu saja Krakatau.

Dwiki sempat mengungkapkan, ia secara khusus menyiapkan juga lagu pertama karyanya, “Haiti”, sebuah lagu instrumental bernada riang yang dipopulerkan oleh Krakatau. Ia pun membuka kartu akan ada penampilan istimewa dari Ruth Sahanaya yang akan membawakan “Imaji”. Lagu tersebut adalah salah satu hits Krakatau yang dulu dinyanyikan Trie Utami.

Ita Purnamasari, sang istri tercinta, juga disiapkan khusus. Ita akan membawakan lagu Deru Debu, yang dulu dibawakan oleh almarhumah Nike Ardilla. Lagu itu lumayan hits sekitar tahun 1995. Sayang tak ada klipnya karena Nike keburu tiada saat itu. Lagu tersebut awalnya sebenarnya adalah demo yang dinyanyikan Ita Purnamasari.

Mencermati berbagai nama dan pihak yang akan terlibat nanti dalam konser yang dibesut dan dipromotori oleh Prestige Promotions dengan Untung Pranoto sebagai produser eksekutifnya ini, memperlihatkan kemampuan Dwiki Dharmawan menyatukan berbagai ragam musik. Memperlihatkan kekayaan skill musikalitasnya yang berada di atas berbagai genre musik.

Lewat konser ini nanti, seperti juga memberikan pengakuan akan sepak terjang kreatif Dwiki Dharmawan sampai sejauh ini, yang ia lewati dengan pengembaraan panjangnya. Baik melintas batas-batas negara, juga melewati batas-batas suara, bunyian, dan ragam musik. Sekali lagi, tapi kali ini dalam skala lebih besar dan tentu lebih serius lagi, Dwiki Dharmawan akan menghidangkan segenap kemampuan bermusiknya yang telah dijalaninya selama 40 tahun ini.

Dwiki, lalu setelah ini bagaimana dengan perjalanan bermusikmu sepuluh tahun lagi? Apa kira-kira isi perjalanan retrospeksi karyamu setelah 50 tahun? Ia terkejut dan tergelak. Astaga, ini 40 tahun saja baru akan dilewati. Tapi apa ya? Ia lantas senyum dan berucap, semoga saja saya diberi anugerah umur panjang. Sehingga kelak mencapai usia perjalanan sampai 50 tahun, mungkin insyaallah sampai 60 tahun dan seterusnya.

Dan terpenting, tambahnya segera, Anda akan juga menonton dan memotret pagelaran saya nanti itu. Artinya, semoga kita memang diberikan usia panjang dan bisa berkesempatan berkarya terus. Amin ya? Amin, Dwiki. Amin.
XPOSEINDONESIA teks dan Foto -Dion M

Must Read

Related Articles