Minggu, Juli 27, 2025

Ambon sebagai Kota Musik UNESCO: Bukti Harmoni antara Budaya dan Ekonomi Kreatif

“Sebagai Kota Musik UNESCO, Ambon menjadi bukti bahwa identitas budaya dan potensi ekonomi bisa berjalan beriringan,” imbuh Menteri Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Teuku Riefky Harsya. Hal ini sejalan dengan komitmen Kementerian Ekraf dalam mendorong ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth yang tumbuh dari kekuatan daerah.

Salah satu wujud nyata dari upaya ini adalah peluncuran lagu “Papa Mama Pung Pasang”, karya musik yang lahir dari Ambon—kota yang sejak 2019 telah menjadi bagian dari jejaring Kota Kreatif UNESCO di bidang musik.

“Industri musik Indonesia tidak harus selalu dimulai dari pusat. Ambon telah menunjukkan bahwa kreativitas daerah bisa menjadi the new engine of growth bagi ekonomi nasional,” lanjut Teuku Riefky dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Ia menambahkan bahwa karya ini mencerminkan penguatan ekosistem musik dari daerah, sekaligus menjadi ruang apresiasi yang layak bagi para pelaku kreatif lokal. Lagu tersebut dirilis melalui program unggulan Kemenekraf, AKTIF (Akselerasi Kreatif), dan merupakan hasil kolaborasi antara penulis lagu Gian Tomasoa dengan musisi Willy Sopacua serta Kaihulu Band.

Lebih dari sekadar rilisan musik, “Papa Mama Pung Pasang” mencerminkan kekuatan musik sebagai media penyambung nilai, tradisi, dan cerita antar generasi. Menurut Teuku Riefky, karya ini memperkuat narasi bahwa industri kreatif tidak semata-mata berorientasi pada ekonomi, tetapi juga berperan dalam menjaga warisan budaya lokal agar tetap hidup dalam bentuk yang relevan bagi generasi masa kini.

Konsistensi dan komitmen Ambon dalam membangun keberlanjutan industri musik pun mendapat pengakuan global. Dalam evaluasi berkala yang dilakukan UNESCO Creative Cities Network tahun ini, Ambon berhasil meraih predikat tertinggi Excellent. Capaian ini mencerminkan kekuatan kolaborasi antar pemangku kepentingan lokal yang terus terjaga.

Menekraf menyatakan bahwa inisiatif serupa akan terus diperluas ke kota-kota lain di Indonesia untuk memastikan pertumbuhan industri musik yang inklusif, merata, dan berdaya saing tinggi.

Sementara itu, Deputi Bidang Kreativitas Media, Agustini Rahayu, menjelaskan bahwa program AKTIF dirancang sebagai percepatan pengembangan ekonomi kreatif di daerah, dengan menyasar komunitas-komunitas lokal sebagai penggerak utama. XPOSEINDONESIA Foto : Dok Biro Komunikasi KemenEkraf

Must Read

Related Articles