
Candra Darusman dan Signature Music Indonesia merilis album kompilasi bertajuk Detik Waktu #2 – Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman, sebuah karya lintas dekade yang menghadirkan ulang lagu-lagu ciptaan Candra sejak akhir 1970-an.
Album ini merupakan hasil kerja sama dengan Jagonya Musik & Sport Indonesia (MSI), dan menampilkan reinterpretasi lagu-lagu lama serta dua lagu baru karya sang maestro.
Detik Waktu #2 berisi 13 lagu ini, sebelumnya sudah hadir dalam format digital di kanal-kanal aplikasi digital musik. Kini, dirilis dalam format fisik CD (Compact Disc) dan didistribusikan melalui 700 gerai KFC di seluruh Indonesia.
“Album ini sudah ada di KFC sejak April 2025 dan sampai saat ini sudah hampir 100 ribu copies terjual,” ujar Adam dari KFC saat peluncuran di KFC Kemang, Jakarta, Rabu (25/6/2025).
Candra Darusman menyambut baik antusiasme publik terhadap album ini. “Alhamdulillah, saya bersyukur akan lebih banyak pecinta musik Indonesia dapat menikmati lagu-lagu yang saya tulis dan dipersembahkan para penyanyi dan musisi dalam album Detik Waktu #2,” tuturnya.
Panji Prasetio, Executive Producer dari Signature Music Indonesia, mengungkap bahwa proyek ini lahir dari idealisme untuk menjembatani generasi.
“Idealismenya adalah memperkenalkan kembali karya lagu Candra kepada para milenial dan gen z, dan sekaligus sebagai collector item dengan memiliki CD album ini,” jelas Panji.
Penggarapan album melibatkan deretan penata musik dan musisi dari berbagai latar dan generasi, mulai dari Nikita Dompas, Adra Karim, Ricky Lionardi, Irsa Destiwi, Sri Hanuraga, Dipha Barus, hingga Efek Rumah Kaca (ERK) dan Rino Darusman, putra Candra sendiri. Setiap lagu digarap ulang dengan pendekatan berbeda namun tetap mengusung roh lagu aslinya.
Salah satu kolaborasi paling menarik datang dari ERK yang menginterpretasi ulang lagu “Sapa Pra Bencana”—lagu yang aslinya ditulis dan direkam oleh Candra bersama Chaseiro pada tahun 1979. Lagu yang memuat kritik sosial ini awalnya dibalut irama latin dan menjadi pakem tersendiri. Namun, dalam tangan ERK, lagu ini diberi napas dan makna baru.
Panji mengungkap proses di balik kolaborasi tersebut. “Lagu ’Sapa Pra Bencana’ berisi kritik sosial yang sangat halus dari Mas Candra dan ditulis tahun 80-an. ERK kan selama ini selalu kuat dengan kritik sosialnya, jadi terasa pas. Ini merupakan pertama kalinya ERK mau menyanyikan dan merekam lagu karya orang lain,” katanya.
Sebagai music director, Nikita Dompas membebaskan ERK menafsirkan lagu tersebut.
“Pesan saya, umumnya setiap lagu yang masuk di album ini harus tetap punya benang merah dengan lagu aslinya, bukan mau sok nge-jazz. Tapi biar ada flavor-nya, karena lagu ini akan masuk menjadi bagian dari sebuah album, bukan lagu single. Jadi, meski agak nyeleneh sedikit, misalnya, flavornya tetap ada, dan juga tidak kehilangan warna ERK-nya!”
Candra pun menyambut versi baru ini dengan antusias. “Ibarat makan sesuatu yang baru, awalnya mungkin kaget pada rasa manis dan asinnya, tetapi lama-kelamaaan jadi enak juga. Ini memang sebuah penyajian yang mengejutkan sekaligus menyenangkan dari Efek Rumah Kaca,” ujarnya.
Selain menghadirkan lagu-lagu lama dalam aransemen baru, Detik Waktu #2 juga memperkenalkan dua karya baru Candra Darusman, yaitu “Waktuku Hampa” dan “Ku Tak Tahu Apa Yang Kau Inginkan”. Lagu yang disebut terakhir dinyanyikan oleh Bilal Indrajaya dan diaransemen oleh Ari Renaldi dengan nuansa brass-jazz rock yang khas.
Lagu ini memperlihatkan bahwa meski telah berkarier selama lebih dari empat dekade, Candra tetap produktif dan relevan secara musikal.
Album ini menampilkan vokalis dan kolaborator dari berbagai generasi dan latar belakang: Ardhito Pramono, Dian Sastrowardoyo, Vira Talisa, DIRA, Sandhy Sondoro, Morad, Oslo Ibrahim, Natasya Elvira, KaraMia, Agustin Oendari, Puspallia Panggabean, Rifan Kalbuadi, dan Ghazi Darusman, dengan iringan brass section dari SNYW Big Band.
Bagi Candra, keberagaman interpretasi ini adalah kekuatan utama album. Setiap musisi membawa nuansa dan perspektif baru terhadap karya-karyanya, namun tetap menjaga esensi lirik dan melodi yang telah melekat di hati pendengar sejak dulu.
Sequel Detik Waktu
Album ini merupakan sekuel langsung dari Detik Waktu (2018), yang kala itu juga diproduksi oleh Signature Music Indonesia dan didistribusikan oleh JMS! melalui gerai KFC.
Album tersebut meraih dua penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards), yakni sebagai “Album Terbaik Terbaik” dan “Album Pop Terbaik”.
Detik Waktu #2 tidak hanya menjadi medium nostalgia bagi generasi X yang tumbuh bersama karya Candra, tetapi juga jembatan yang memperkenalkan kekayaan musik Indonesia kepada generasi Z dan Gen Alpha. Dengan interpretasi baru yang cerdas, kreatif, dan penuh hormat terhadap karya asli, album ini menunjukkan bahwa musik berkualitas tak lekang oleh waktu—hanya memperluas relevansinya dari satu generasi ke generasi berikutnya. XPOSEINDONESIA /NS Foto: Muhamad Ihsan