Minggu, Maret 16, 2025
- Advertisement -

Ketupat Qunut Tradisi Malam ke – 15 Ramadan

Memasuki pertengahan bulan suci Ramadan, tepatnya pada hari ke-15 puasa, di sebagian besar masyarakat Indonesia ada tradisi qunutan dengan membuat ketupat (Ketupat Qunut). Salah satu ciri dari tradisi ini adalah pembuatan ketupat beras, serta pembagian ketupat kepada kerabat dan tetangga. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur umat Islam atas pencapaian menjalani puasa Ramadan selama setengah bulan, sekaligus sebagai momen untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.

Tradisi ini memiliki akar yang dalam dalam budaya Islam dan budaya lokal Indonesia. Ketupat, yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan daun kelapa, memiliki simbolisme yang mendalam. Dalam tradisi Islam, ketupat dianggap sebagai simbol rasa syukur, kebaikan, dan kebersamaan. Pada malam ke-15 Ramadan, banyak umat Islam yang berkumpul untuk membaca doa qunut sebagai permohonan keselamatan dan keberkahan, sekaligus membuat ketupat sebagai tanda syukur atas perjalanan ibadah puasa yang telah dijalani.

Qunut sendiri adalah doa yang dibaca umat Islam, biasanya pada waktu shalat witir, untuk memohon keselamatan dan berkah. Pada malam ke-15 Ramadan, doa ini memiliki makna khusus, yakni sebagai permohonan agar diberikan kekuatan untuk terus menjalankan ibadah puasa hingga akhir Ramadan dan meraih berkah di bulan suci ini. Pembuatan ketupat dalam tradisi ini melambangkan kebersamaan. Proses pembuatannya yang memerlukan ketelatenan dan kerjasama antar anggota keluarga atau warga setempat menggambarkan nilai kebersamaan yang sangat dihargai dalam masyarakat Islam.

Selain itu, ketupat memiliki bentuk yang khas, yaitu segi empat, yang melambangkan keterikatan dan kebersamaan. Pada malam ke-15 Ramadan, pembuatan ketupat menjadi simbol rasa syukur atas kelancaran ibadah puasa yang telah dijalani setengah bulan. Pembagian ketupat kepada tetangga dan kerabat juga menjadi cara untuk mempererat hubungan sosial dan menjaga tali silaturahmi antarwarga.

Meskipun lebaran masih jauh, pada Jumat (14/3/2025), terlihat banyak pedagang sarung ketupat di Pasar Palmerah Jakarta. Yadi (53 tahun), seorang penjual selongsong ketupat, mengatakan bahwa selongsong ketupat beras dijual dengan harga Rp 10.000 per ikat isi 10, sementara untuk ketupat ketan lebih mahal, yakni Rp 15.000 per ikat. Menurut Yadi, pembuatan selongsong ketupat ketan lebih sulit karena ukurannya yang lebih kecil.

Tradisi ketupat qunut ini bukan hanya tentang persiapan menjelang Lebaran, tetapi juga merupakan ajang untuk memperkuat silaturahmi dan menjaga kebersamaan dalam menjalankan ibadah puasa. Meskipun tradisi ini sangat kental dengan nuansa lokal Indonesia, ia juga memiliki nilai universal dalam mengingatkan umat Islam tentang pentingnya kebersamaan, syukur, dan doa di bulan suci Ramadan.XPOSEINDONESIA Foto : Dudut Suhendra Putra

- Advertisement -
- Advertisement -

Related news

- Advertisement -