Rabu, Desember 4, 2024

“Sampai Nanti, Hanna!” Berkisah tentang Tekanan dalam Hubungan, Luka Batin & Keberanian Keluar dari Masa Lalu.

Sutradara Agung Sentausa telah menyelasikan syuting dFilm “Sampai Nanti, Hanna!”  dan siap tayang di bioskop Indonesia mulai 5 Desember 2024.

Film , “Sampai Nanti, Hanna!” dibintangi Juan Bio One, Febby Rastanty, Ibrahim Risyad, Meriam Bellina, Anjani Dina, dan lainnya.

Film ini  mengisahkan tentang cinta, kesempatan kedua, serta perjalanan emosional mendalam dari dua mahasiswa bernama Gani (Juan Bio One) dan Hanna (Febby Rastanti).

“Sederhananya, film ini seakan-akan dari kaca mata Gani kemudian ke ‘Sampai Nanti, Hanna!’,” kata Agung Sentausa, sang sutradara  saat tayangan perdana film ini di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Jumat.

Agung Sentausa menambahkan, “Kemudian ketika masuk ke layer romance, ke layer coming of age, ‘Sampai Nanti, Hanna!’ itu seperti bilang ke diri kita sendiri di masa depan, setiap karakternya tidak ada yang hitam-putih”.

Agung menjelaskan bahwa “Sampai Nanti, Hanna!” membawa perspektif tentang cinta yang tertahan dan bagaimana kebebasan menjadi impian yang harus diperjuangkan.

Bersama penulis naskah Swastika Nohara dan Produser Dewi Umaya Rachman, Agung berani untuk mengangkat topik-topik yang jarang dibicarakan dalam romansa, seperti tekanan dalam hubungan, luka batin, dan keberanian untuk keluar dari masa lalu.

Febby Rastanti pun mengungkapkan perasaannya tentang film ini dengan mengatakan, “Kayaknya memang dasarnya manusia itu memiliki layer-layer yang berbeda, bedanya kalau Hanna mungkin layer-nya agak jauh”.

“Misalnya, kalau di luar dia lebih lantang, lebih vokal, tapi ketika di rumah dia lebih diam dan murung,” sambungnya.

Film “Sampai Nanti, Hanna!” menghadirkan kisah Gani, seorang mahasiswa Bandung yang sederhana dan tidak banyak bicara. Dia pun mulai tertarik pada Hanna, seorang perempuan pemberani yang selalu berpegang teguh pada pendiriannya.

Dari sana, Hanna selalu menghiasi keseharian Gani di kampus dan membuatnya merasakan cinta yang tulus, tetapi juga rumit. Satu-satunya tempat bagi Gani untuk berani mengungkapkan perasaannya hanyalah di dalam buku jurnal miliknya.

Must Read

Related Articles