KFT Siap Bangkit Lagi di Usia ke 52

- Advertisement -

Setelah dua periode kepemimpinan, Organisasi Persatuan Karyawan Film dan Televisi Indonesia (KFT)  seolah “tertidur”,   kini KFT mencoba bangkit lagi.  “Ini terutama dalam rangka menghadapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),”: ungkap  Febryan Adithya SE, M.Sn, Ketua   Umum KFT 2015-2019  kepada wartawan di lantai IV, Gedung Pusat  Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Selatan.

Untuk memantapkan kebangkitan kembali KFT, telah disusun serangkaian kegiatan. “Di antaranya diawali dengan perayaan hari Ultah KFT  yang akan diselenggarakan pada 22-26 Maret 2016 di gedung PPHUI,” ungkap Foxie Hidayat sebagai Ketua Panitia HUT KFT ke 52.

“Perayaan HUT ini akan menjadi tonggak utama kembalinya KFT menjadi wadah para pekerja Film dan Televisi sebagaimana yang dicita-citakan dan kami bertekad meningkatkan kompetensi profesi serta memperjuangkan otonomi Profesi,” ujar Foxie Hidayat lagi.

- Advertisement -

Mohan Mehra, Kabid Acara  menyebut sejumlah acara sudah disusun untuk memeriahkan ultah KFT ke 52. “Di antaranya  pemutaran film dan diskusi publik, lomba acting, lomba lawak, cosplay serta lomba film komedi,” kata Mohan.

“Biar para sineas bisa kumpul lagi  dan memanfaatkan wadah KFT,” ungkap Mohan Mehra lagi. “Kita membuat lomba acting perorangan, dan lomba lawak format grup dengan hadiah total sebear Rp 50 juta rupiah.” 

KFT Bakal Berjaya Lagi

Organisasi KFT sendiri sudah berdiri 22 Maret 1964, dan sudah melewati 14 periode kepemimpinan, yang masing-masing berdurasi 4 tahun masa kerja.  
KFT sejak awal pendirian  sangat berjaya. Karena  para anggotanya dijamin  sudah ahli dan profesional di bidangnya. Jaman dulu, untuk mendapatkan rekomendasi sebagai sutradara sangat sulit.

- Advertisement -

“Kalau tak ada tandatangan KFT, tidak bisa jadi sutradara,” ungkap Foxie Hidayat. “Sementara sekarang ini untuk jadi sutradara sangat mudah. Siapapun bisa. Bahkan tanpa pendidikan yang memadai.”

Di masa kepemimpinan Febryan Adithya sekarang ini, ia bertekad  melakukan perubahan mendasar “dan penyesuaian yang aktual  agar program yang ditetapkan dapat dilaksanakan secara nyata dan sesuai kebutuhan,”  kata Febryan.

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -