Menteri BUMN Era Kabinet Gotong Royong (29 Oktober 1999 – 26 April 2000), Ir. Laksamana Sukardi muncul dalam Talkshow OSKM ITB 2023, di Gedung Serba Guna Kampus ITB Jatinangor, Sumedang, Jabar, Kamis (17/8/2023).
Dalam acara itu, Laksamana Sukardi kembali menyampaikan 5 komorbid bangsa yang sulit dihapuskan, sehingga negara ini tertinggal oleh negara-negara lain. Ke-5 komorbid itu adalah salah kaprah, salah asuh, salah lihat, salah tafsir dan salah tata kelola.
Laksamana Sukardi, pernah menulis soal Komorbid Bangsa itu dalam buku yang ditulisnya berjudul “Pancasalah” yang saat itu dibagikan kepada 5 ribu lebih mahasiswa baru ITB.
Menurut Laksamana, di dunia ini negara-negara kaya, negara miskin, negara berpenghasilan menengah atau atas, tidak tergantung pada sumber daya alamnya, tapi kepada sumber daya manusianya.
“Yang jadi sumber kan manusia. Nah manusia itu ada yang berdaya dan tidak berdaya,” katanya.
Tahun 2030, lanjut Laksamana Indonesia akan masuk bonus demografi. Usia manusia produktif, yang berusia 16 – 64 tahun lebih banyak, daripada yang berusia 65 tahun ke atas. Tapi kalau tidak produktif, itu akan jadi beban negara, bukan aset negara.
Sekarang tingkat produktivitas bangsa Indonesia sangat rendah, hanya 0,5 dari skala 0 sampai 1. Sedangkan Korea, Taiwan dan Singapura, 0,8 ke atas. Apakah bangsa Indonesia bodoh? Tidak banyak orang pintar di Indonesia. Tetapi ada 5 komorbid bangsa yang sulit dihapuskan, yang saya sering tulis 5 kesalahan atau Pancasalah.
Yang pertama adalah salah kaprah. Karena pemimpin yang feodal, otoriter, KKN, sehingga masyarakat terpecah dan terjadi perang ideologi.
“Saya bukan tidak sepakat dengan ideologinya. Tetapi kalau ideologi tidak diterima oleh salah satu pihak atau lebih, akan terjadi perang. Seperti negara-negara gagal, Yaman, Syria dan lain-lain.”
Yang kedua salah asuh. Orang-orang yang menjabat mengeksploitir jabatannya untuk mencari uang. Di partai politik juga begitu. Salah asuh ini membuat orang-orang yang cerdas tidak mendapat insentif dan berpikir secara kritis. Misalnya di ASN, siapa yang bisa menjilat, naik pangkat duluan. Diasuhnya seperti itu.