Sejak Oktober 2021 hingga Maret 2022, lembaga sosial milik Ketua DPR RI Puan Maharani, HaloPuan, bergerak di 23 desa dari 17 kabupaten dan kota di Jawa Barat untuk melawan stunting bersama warga.
Dan peringatan hari Kebangkitan Nasional 2022, HaloPuan mengajak 16 organisasi kemasyarakatan dan komunitas sosial untuk berkolaborasi dalam Gerakan Melawan Stunting di Jawa Barat.
Ajakan itu disampaikan HaloPuan dalam acara Silaturahmi dan Workshop Gerakan Melawan Stunting yang diadakan di Kota Bandung, Jawa Barat, pada Jumat, 20 Mei 2022.
“Pengalaman kami selama enam bulan berkeliling di Jawa Barat menunjukkan bahwa Gerakan Melawan Stunting sangat penting untuk dilanjutkan dan diperluas,” kata Koordinator HaloPuan, Poppy Astari.
“Untuk itu, kami berharap kita bisa membangun kolaborasi dan sinergi karena kami tak bisa bergerak sendiri,” ujar Poppy lagi
Ke-16 ormas dan komunitas sosial yang diundang hadir dalam acara itu antara lain Muslimat Nahdlatul Ulama Jawa Barat, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Jawa Barat, Aisyiyah Jawa Barat, Pergerakan Sarinah Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI), Kohati, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jawa Barat, Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IpeKB) Jawa Barat, Paguyuban Sundawani, dan Forum Generasi Berencana (GenRe) Jawa Barat.
Selain membahas bentuk kolaborasi yang akan dilakukan dalam Gerakan Melawan Stunting, para pengurus ormas dan komunitas sosial itu juga menyimak paparan praktisi pertanian kelor Ai Dudi Krisnadi tentang kekayaan nutrisi daun kelor.
Gerakan Melawan Stunting yang diinisiasi Puan Maharani dan digerakkan HaloPuan bersama warga memang memiliki ciri khas, yaitu memanfaatkan bubuk daun kelor sebagai alternatif asupan tambahan bagi balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Di setiap kegiatan, HaloPuan menunjukkan cara terbaik mengolah daun kelor menjadi bubuk, yang kemudian bisa dijadikan berbagai variasi menu makanan.
Intervensi bubuk kelor di sejumlah desa yang dimonitor HaloPuan bersama kader-kader posyandu menunjukkan kenaikan tinggi dan berat badan anak masing-masing 1 hingga 2,5 sentimeter dan 0,5 kilogram selama satu bulan masa konsumsi bubuk kelor.