Munas ASPERAPI XI  :  Hosea Andreas Runkat Jadi Ketum Lagi

- Advertisement -

Ia melanjutkan, untuk luas area pameran mencapai 450.360 square meter dengan jumlah pengunjung mencapai 680.826 orang. Ada 41 pameran dengan skala B2C yang terlaksana dan hanya 1 pameran berskala B2B. 

Dengan jumlah pameran tersebut tercatat ada 1.486 peserta dari institusi, lembaga, atau perusahaan. Sementara untuk jumlah transaksi pameran yang terjadi di tahun 2021 yakni sebesar Rp9,2 Trikiun,” detail Andre.

Besar harapan, di tahun 2022 ini kita sudah bisa menyelenggarakan pameran tanpa khawatir dengan pembatasan sewaktu-waktu dan kembali bersinar dan memberikan kontribusi dalam meningkatan perekonomian Indonesia.

- Advertisement -

“Kendala saat ini terjadi untuk pameran dengan skala B2B, karena ada keterkaitan dengan border internasional. “Harapannya Juli mendatang, pameran B2B sudah mulai terealisasi, karena beberapa negara tetangga pun sudah mulai berjalan,” harapnyanya.

Recovery Industri MICE Tanah Air

Dikesempatan yang sama Masruroh, Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran (MICE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyampaikan, Kemenparekraf akan terus meningkatkan kolaborasi dengan ASPERAPI.

- Advertisement -

Sebagaimana diketahui, bahwasannya spending money wisatawan MICE ini lebih besar disbanding wisatawan leisure. Selain itu, penyelenggaraan event MICE seperti pameran ini memiliki multiplier effect yang sangat besar. Salah satunya banyak tenaga kerja yang terserap. 

“MICE tahun ini Insya Alloh jauh lebih baik dari tahun kemarin. Terlebih lagi tahun ini, Indonesia menjadi keketuan G20 yang harus berjalan secara in persion, sesuai dengan arahan Presiden,” katanya. 

Andre kembali menambahkan, ada sejumlah pameran yang diprediksi mengalami recovery paling cepat di antaranya adalah, pameran consumer goods, auto show, dan pameran kerajinan.

Untuk merecovery di industri pameran Akibat pandemi Covid-19, para pelaku industri pameran pun harus merubah mindset. Digitalisasi dunia pameran menjadi suatu kewajiban. Sebab, jamannya sudah berbeda. 

Kemudian, harus didukung pula dengan kebijakan seperti tidak adanya lagi PPKM dan atau pembatasan lainnya di tahun ini baik setelah lebaran dan seterusnya. Jika ini berjalan lancer, mungkin sudah 85 persen ada penyelenggaraan event, dan tahun 2023 mendatang sudah kembali normal seperti yang terjadi pada tahun 2019 lalu. XPOSEINDONESIA/ Foto : Dokumentasi

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -