Deputi Bidang Industri Dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, mengatakan walaupun Indonesia sudah berada pada posisi teratas sebagai destinasi ramah muslim dunia, kita tidak boleh berpuas diri. Penting sekali bagi sektor pariwisata ramah Muslim Indonesia agar selalu memperbaiki baik dari segi atraksi, amenitas, hingga kolaborasi antar stakeholder.
“Yang terpenting bukan bagaimana kita sudah mengalahkan negara tetangga sehingga menjadi nomor satu, tapi bagaimana kita berusaha memperbaiki diri sesuai aspek-aspek yang dinilai dalam Mastercard Crescent Rating Global Muslim Travel Index,” ujar Rizki Handayani yang hadir sebagai salah satu narasumber dalam panel diskusi The 6th International Halal Tourism Summit.
Rizki berpandangan bahwa 2 miliar populasi Muslim di dunia merupakan salah satu peluang dalam mendorong pengembangan pariwisata ramah muslim di Indonesia khususnya. Dan mendorong pengembangan produk halal dalam negeri seperti kuliner dan kosmetik.
Pada kesempatan tersebut, Kemenparekraf/Baparekraf meluncurkan Pedoman Layanan Dasar Pariwisata Ramah Muslim sebagai upaya pengembangan destinasi yang dapat mengakomodir dengan baik kebutuhan wisata ramah Muslim.
ISEF 2024 yang berlangsung di JCC, pada 30 Oktober – 3 November 2024 merupakan platform yang menghadirkan para ahli di bidangnya untuk membahas serta mewujudkan ide-ide bagi kemajuan ekonomi nasional dan internasional dari sudut pandang ekonomi syariah.
Hadir mendampingi Menpar, Staf Ahli Pengembangan Bidang Usaha Kemenparekraf/Baparekraf, Iyung Masruroh; Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf/Baparekraf, Itok Parikesit; dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani. XPOSEIDONESIA Foto : Birkom Kemenparekraf