Dua Film Pendek Pilihan Menparekraf Sandiaga

- Advertisement -

“Hal ini membuktikan bahwa sineas lokal produktif dalam menghasilkan karya yang luar biasa dan antuasiasme begitu tinggi terhadap program Kemenparekraf untuk mendukung perkembangan film indie di Indonesia melalui karya-karya sineas atau komunitas film lokal. Kegiatan FSM juga memberi dampak yang signifikan terhadap pergerakkan roda ekonomi, bertumbuhnya lapangan kerja, dan banyaknya tenaga kerja,” ujarnya.

Jika satu komunitas membutuhkan tenaga kerja sekitar 30 orang, dengan 215 film artinya ada sekitar 6.450 tenaga kerja yang terserap. Ini tentu menjadi sinyal kebangkitan sektor ekonomi kreatif dalam penciptaan lapangan kerja.

“Harapan kami FSM dapat membantu sineas muda untuk terus berkarya dan mengembangkan potensi diri, memajukan film-film pendek daerah agar mendapat tempat yang diakui dan mampu bersaing baik di dalam maupun di luar negeri,” kata Amin.

- Advertisement -

Ketua Panitia FSM, Emil Heradi, menambahkan dengan antuasisme yang begitu besar dari para peserta, dari kurun waktu submisi hanya 11 hari, tercatat ada 215 film yang mendaftar dari berbagai daerah di Indonesia. “Ini angkanya cukup besar dan ini membuktikan bahwa film pendek juga mempunyai tempat di ranah kreatif negeri kita,” katanya.

Kemenparekraf mempersembahkan FSM tentu bukan tanpa alasan, berangkat dari kegelisahan film pendek yang masih minim mendapatkan sorotan dan ruang khusus untuk diakui di Indonesia. Hal ini terlihat dengan masih terbatasnya festival-festival atau sarana apresiasi khusus film pendek yang ada di tanah air. Padahal film pendek adalah fondasi dari berbagai kategori film yang berkembang hingga sekarang.

Lebih lanjut, Emil mengatakan bahwa FSM adalah jendela untuk bisa melihat kekayaan alam, adat budaya, kesenian, dan pariwisata Indonesia yang beragam dengan menunjukkan kearifan lokal melalui karya anak bangsa dalam bentuk film pendek. Ini juga menjadi salah satu media untuk mempromosikan daerah mereka masing-masing agar semakin dikenal dunia melalui cara yang otentik dan menarik.

- Advertisement -

“Kami menilai seluruh film pendek yang mendaftar baik fiksi maupun dokumenter secara objektif. Yang terpenting bukan lagi siapa penggarapnya melainkan pada orisinalitas kita, keunikan, dan kemampuan bercerita,” tuturnya.

- Advertisement -
- Advertisement -
Exit mobile version