Bob Andika Mamana Sitepu SH : Polemik Bisa Dianggap Wajar Untuk Menemukan Titik Persamaan

- Advertisement -
- Advertisement -

“Sumpah Pemuda 1928 ini kembali meneguhkan kegelisahan menyatukan (united consciousness) dimana aspek ke-Bhinneka-anterkelola dengan semangat pertisipatif dan disitu tidak ada tawar menawar lagi.

“Alhasil momentum itu telah menggariskan benang merah persatuan bangsa yaitu Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa. Dan, Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah pernyataan monumental bangsa Indonesia sebagai bangsa merdeka, bersatu, dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.“

Sejajar dalam arti bangsa ini “berhak”; menentukan masa depannya sesuai dengan nilai-nilai dan karakter kebangsaannya sendiri; yang akan senantiasa mampu berselancar dalam interaksi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

- Advertisement -

Lebih jauh Bob menegaskan dalam konteks keberagaman dan keberbedaan, polemik adalah suatu yang wajar dalam rangka menemukan satu titik kesamaan dibalutan perbedaan. Ini adalah alami dan bahasa alam sendiri untuk mewujudkan suatu tatanan.

“Dalam hal ini Pancasila telah mengkerangkai setiap unsur yang berbeda dan membingkai segala ragam kemajemukan ke dalam suatu eksitensi tunggal dalam segala aspek,” ungkap Bob.
Aspek itu antara lain aspek kebudayaan, yakni kebudayaan yang menghargai keberbedaan dan manusiawi.

“Kemampuan bergaul dan membangun hubungan persaudaraan antar negeri pernah mematri dalam tradisi hubungan niaga di Nusantara dan semua tumbuh berjalan berproses dengan penuh warna,” ungkapya menutup diskusi. XPOSEINDONESIA -Foto : Dokuemntasi

bob berdialog dengan masyarakat
bob berdialog dengan masyarakat
bob berdiskusi degan masyarakat di dapailnya
bob berdiskusi degan masyarakat di dapailnya
- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -