Di Era Digital & Multi Media, terjadi pergeseran pemikiran masalah Hak Cipta. Dulu memutar Lagu Baru di Radio takut dibajak, kini Lagu Baru di upload ke YouTube, Facebook dan Twitter buat memburu Off air.
Sebuah sukses bagi industri seni budaya, acapkali mengandung sensasi. Sukses Koes Bersaudara misalnya, juga dilalui lewat masuknya Tonny Koeswoyo dan saudaranya dalam tembok bui, tapi waktu band ini bermetamorfosa menjadi Koes Plus, mereka membuat album serial yang sangat terkenal ‘Nusantara’…….
Sukses rekaman grup indie Bali Superman is Dead menjadi kontroversial dikalangan penggemar musik punk rock Indonesia, karena mereka ‘menyerah’ masik major label Sony Music pada 2003. Sukses rekaman NOAH dan menjadi band termahal di Indonesia, setelah vokalisnya Ariel, masuk penjara sewaktu masih memakai nama Peterpan.
Dan sukses lainnya adalah, munculnya trend lagu-lagu tema perjuangan dan cinta tanah air menjadi lagu superhit pada banyak band dan solois, seperti Gombloh dengan lagu ‘Kebyar dan Kebyar’, Cokelat membawakan lagu ‘Bendera’ ciptaan Eross Chandra Sheila on 7, Peewee Gaskins dengan ‘Dimata Sang Garuda’ , atau Netral melalui ‘Garuda di Dadaku’……atau Anda cari lagu-lagu tema cinta tanah air itu pada album 21st Night, KOTAK, atau satu dua lagu ditengah ratusan lagu ciptaan Yovie Widianto.
Hits Maker vs Musisi Asing
Sejarah Industri Rekaman di Indobnesia juga menyimpan banyak hits maker, dan era perkembangan musik dunia yang dikelola melalui teknologi. Untuk industri rekaman dengan penggemar anak muda, nama Fariz RM, Chrisye, Melly Goeslaw, Dewiq, Eross Chandra ( Sheila on 7 ), Iwan Fals, Ahmad Dhani, Ariel NOAH, Azis Jamrud, Yovie Widianto…..adalah sebagian pembuat lagu hits untuk kalangan ‘pendengar gedongan’.
Untuk hits maker kelas dan genre musik lainnya, Indonesia pernah punya nama Rinto Harahap, Pance Pondaag, Obbie Mesakh, sampai Doddy gitaris Kangen Band, Charly Van Houten ex ST12 dan Apoy pencipta lagu hit ‘Cari Jodoh’, atau Rhoma Irama buat musik dangdut, bahkan lagu Rhoma ‘Kereta Malam’ yang pernak direkam Elvy Sukaesih, kembali happening melalui program TV Yuk Keep Smile setelah diaransemen ulang gaya koplo dan dinyanyikan mantan pesinden Soimah.