(Mampukah) Artis Netral di Kampanye Pemilu?

- Advertisement -

Tatkala Menperindag (waktu itu) Gita Wiryawan tampil sebagai additional player keyboardist Slank pada Konser 30 Tahun Slank di Stadion Utama Senayan, akhir tahun lalu, banyak yang menduga Slank akan memihak di satu partai dalam Pemilu 2014. Tapi Bimbim menjawab melalui iklan ‘jangan Golput’ yang dirilis KPU. Maka runtuhlah dugaan itu. Musisi lainnya ?

Tak Sekadar Dangdut

Sepanjang 2 hari membahas kampanye Pemilu 2014, stasiun TV Nasional Metro TV membahas tentang Peran Musik Dangdut dalam Pemilu 2014. Selasa 25 Maret, saya menjadi pembicara, mendampingi penyanyi Dangdut dan Caleg Camel Petir. Sejak awal saya memang menganjurkan tema talkshow agar tidak sekadar peran Musik Dangdut/khususnya Penyanyi Dangdut, tapi juga penampilan musisi dan penyanyi pada umumnya.

“Jika muara bahasan cuma terbatas pada musik dangdut, ujungnya akan mengarah pada citra negatifnya. Karena pemahaman saya, kampanye terbuka Parpol yang dapat mengundang banyak penonton satu diantaranya adalah musik dangdut.

- Advertisement -

Tapi, celakanya, penyanyi dangdut yang diundang kebanyakan perempuan, dan seringkali menjual sensualitas. Unsur hiburan yang terlihat pada penyanyi dangdut, tidak bisa membatasi strata sosial dan usia penonton, akibatnya penonton anak-anak juga datang di arena kampanye, padahal UU Pemilu dan peraturan KPU melarang anak-anak ikut meramaikan kampanye Pemilu, “ penjelasan saya.

Erotisme dalam sajian musik dangdut diakui Ageng Kiwi, – penyanyi dangdut Pria – menyebabkan penyanyi dangdut Pria tak selaris manis penyanyi dangdut Perempuan, “Apalagi honornya, pasti beda, kami memperoleh honor lebih rendah,“ ujar Ageng Kiwi. Cuma tetap diakui, rizki ritual Pemilu 5 tahunan tetap saja menyenangkan penyanyi dangdut.

Pertanyaannya, efektifkah mereka berperan agar penonton yang mendatangi arena hiburan kampanyenya, akan mencoblos Partai yang mengontraknya? Tidak ada satu orang pun yang berani menjamin.

- Advertisement -

 “Saat saya belum terikat pada satu partai sebagai Caleg, saya datang hanya buat menghibur, tidak memihak satu Partai. Saya bisa dikontrak nyanyi di partai yang bebeda, dengan honor yang bagus, kadang bahkan hanya nyanyi 2 sampai 4 lagu. Sekarang saya terikat sebagai Caleg salah satu Partai peserta Pamilu, penampilan saya tidak dibayar, malah mengeluarkan uang, “ kata Camel Petir.

- Advertisement -
- Advertisement -
Exit mobile version