Lebih sepekan terakhir, berita paling panas di jagad musik adalah, Aquarius Mahakam akan tutup. Padahal toko kaset, CD dan merchandise ini amat bersejarah. Kiamatkah industri ‘fisik album rekaman’?
‘Gue Rugi Rp 40 juta per Bulan….”
Jika Anda memutar di bundaran Mahakam dari arah Wapress di sayap Gelanggang Remaja Bulungan, – di kiri jalan, sebelah toko ban dan seberang resto Korea – di siang hari masih tampak baliho beberapa album rekaman yang dijual.
Tapi jika Anda datang pada malam hari, katakanlah jam 21.00 WIB, Aquarius Mahakam – nama toko CD musik itu – tampak disergap senyap. Lampu penerangan dimatikan, dan ini tak biasa buat Aquarius Mahakam.
“Dulu memang jadi tempat nongkrong anak muda, sekarang anak muda datang ke Aquarius nggak buat beli CD, orang tua mereka juga tidak menempatkan diri mengajak anak mereka mengapresiasi musik, dengan jalan membeli CD baru. Hampir 2 tahun terakhir ini, toko gue merugi, “ keluh Surjoko, owner kerajaan bisnis musik Aquarius Musikindo – nama perusahaan utamanya, yang kini menyentuh usia 47 tahun.
Surjoko, yang biasa disapa Mas Ook ini memang biasa bicara lepas dengan kawannya. Gaya Betawinya yang khas, menempatkan kata ‘gue dan lue’ sebagai kata bersahabat, juga pada Bens Leo dari XposeIndonesia, “Saban bulan Aquarius Mahakam bisa merugi beragam, antara 40 jutaan atau lebih. Gue tanya sama anak-anak, ‘Koq jualan kita jadi begini, apa yang harus kita lakukan?’ anak-anak menggeleng mereka nggak tahu tentang industri musik sekarang. Mereka memang nggak menyerah, tapi prihatin. Dan tatkala isyu Aquarius Mahakam mau gue tutup, itu fakta yang ada di depan mata kami, anak anak gak bisa ngelak lagi, “ kata Ook lagi. Yang dimaksud anak anak oleh Surjoko alias Ook itu adalah anak buahnya yang menjaga toko musik paling kondang di jagad showbiz Indonesia itu.
Memang belum ada statement resmi dari Ook bahwa Aquarius Mahakam bakal ditutup. “Satahu saya, suatu hari ada wartawan TV datang ke Aquarius Mahakam, dan melihat ada catatan discount untuk pembelian CD di sana, lalu wartawan itu tanya ke pelayan toko, kenapa diobral? Jawabnya, ‘Pengen menghabiskan stock…..”