Jazz Gunung Digelar Dengan Prokes Ketat

- Advertisement -
- Advertisement -

Selain itu, Sigit mengatakan, panitia juga membatasi jumlah orang yang hadir di acara Jazz Gunung Bromo 2021. “Kami  hanya menerima 25 persen atau 500 penonton, mengingat Kabupaten Probolinggo berada di level 2 dalam penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),” ungkap Sigit.

Contoh Pagelaran Era Baru

Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat,  menurut Sigit , Jazz Gunung Bromo 2021 akan menjadi contoh dan standar penyelenggaraan konser musik di tempat terbuka.

“Konser  ini  dijalankan dengan  persyaratan ketat.  Ini akan menjadi contoh, kami tidak ingin ada persoalan di kemudian hari. Menurut saya, nonton Jazz Gunung Bromo ini lebih aman daripada pergi ke mal,  karena di tempat terbuka dan persyaratannya ketat,” tuturnya.

- Advertisement -

Jazz Gunung Indonesia merupakan konser jazz bernuansa etnik. Acara ini diadakan pertama kali pada tahun 2009,  digagas oleh tiga orang yakni Sigit PramonoButet Kartaredjasa dan mendiang Djaduk Ferianto.

Hingga kini, telah berkembang  pagelaran  jazz sejenis dengan nama Jazz Gunung Ijen , Jazz Gunung Toba, dan Jazz Gunung Burangrang.

Di tengah merebaknya Covid 19. penyelenggaraan Jazz Gunung 2020 dilakukan secara hibrida (hybrid concert), dimana Jazz Gunung Bromo dilakukan secara virtual via kanal YouTube resmi, sedangkan Jazz Gunung Ijen dilakukan secara langsung di lokasi dengan kapasitas terbatas. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Dk Jazz Gunung dan Tangkapan Layar Zoom

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -