Jumat, Februari 21, 2025

‘Modern Metal’ dalam musik Death Distortion

Kecil Besar

Musik adalah bahasa universal, pesan moral, pesan sosial bisa digerakkan melalui teks lirik Indonesia, Inggris atau melalui genre musik apapun. Yang penting sebagai karya artistik, dianggap bagus atau tidak. Death Distortion memilih genre Modern Metal dengan gabungan bahasa Indomesia dan Inggris.Spirit : indie…….

Gagasan Rock Lover

Sebuah band dengan passion ‘warna musik” tertentu bisa jadi karya besar atas inisiatif pencinta musik rock ( rock lover ). Di era digital dengan fisik CD mengecil jumlahnya macam sekarang, band baru membuat album dengan hard cover, genre rock, lebih lagi memilih musik metal, termasuk barang langka dan berani. Tapi, itulah yag dilakukan Bang Ilham Johan – begitu biasanya kami menyapa sang Executive Producer Death Distortion, band Modern Metal Jakarta.

“Awalnya Pak Ilham bikin event pergelaran musik rock di  Rolling Stone Cafe melalui Indonesian Rock Collaboration, Agustus 2015. Waktu itu saya main bareng dengan beberapa musisi rock senior dan yunior, satu diantaranya Rian, drummer rock berumur 14 tahun, putera Pak Ilham. Dari sini saya ditawarin bentuk band, harus genre rock, yang metal pun Oke, “ cerita Trison Manurung, lead vocal dan komposer. Bagi Trison, tawaran ini merupakan tantangan, karena Roxx Band yang dibangunnya, lagi vakum panjang.

Rian dibantu Trison lantas mengontak teman lamanya untuk merekrut personel. Antara lain,   Wawan Cher ( ex gitaris Blue Savana,  Wolfgangs dan No Limits ), Ega Liong ( gitaris gahar Blackout Band ), dan Didiek Orange, bassist Roxx dan One Feel. ‘Pasukan’ musik inti ini diyakini Trison,  bisa dahsyat membangun musik metal,  di panggung dan rekaman.

Maka, saat Desember 2015 Indonesian Rock Collaboration 2 digelar di Fame Station Bar & Cafe Bandung, formasi Death Distortion itu mulai diuji coba, melalui 2 superhitnya, ‘Reinkarnasi’ dan ‘Death Distortion’. Penonton kasih aplaus panjang dan panggung mulai panas……

“Sejak awal dibangun  Death Distortion memang punya passion ngembangin musik metal, tapi yang lebih modern, itu yang kami sebut Modern Metal. Musik metal dengan warna kekinian,” ujar Wawan.. Gitaris ini mengaku memilih main rhythm guitar, yang main distorsi dan kenceng abis tugas Ega. Pilihan itu menjadi sangat pas, jika kita menikmati bagaimana padunya duet gitaris Wawan – Ega pada lagu ‘Death Distortion’, ‘Reinkarnasi” atau lagu ‘Ambisius’ yang – kata Trison, dapat referensi dari warna modern rock metal-nya Metallica. Ega dan Wawan masih main padu tatkala Death Distortion dengan sangat sengaja membuat aransemen ‘musik rock yang jualan’ seperti pada lagu ‘Terbang Bersama Garuda’ yang banyak memainkan gitar akustik, dengan perkusi tifa asal Papua. Di sini peran Rian terasa istimewa.

“Saya senang lihat perkembangan Death Distortion, materi lagu dalam album ini, rock banget, metal sekali, dan Rian masih bisa mengimbangi seniornya yang usianya berlipat dari umurnya. Saya juga turun tangan melihat kebersamaan mereka latihan, bikin lagu atau rekaman di studio. Jika perlu, mengusulkan revisi cover Death Distorsion pun saya lakukan,“  kata Ilham Johan, putera Makassar yang menikahi perempuan Papua Vince Lennawaly

Semua Lagu Ditulis Bersama

Album Reinkarnasi Death Distortion digarap sepanjang 4 bulan, dimulai Oktober 2015 direkam lagu pertama ‘Reinkarnasi’  di studio La Voice, selanjutnya beberapa lagu masuk rekaman digital di studio Akalliar, sementara Mixing Mastering dikerjakan di Putra Mandala Studio – Pulo Mas, dilakukan bersama seluruh pemain  pada Februari 2016. Ega Liong ditugasi sebagai Sound Engineer. 

“Kami memang membiasakan bekerja bareng, kerja kolektif, termasuk bikin lagu juga barengan. Itu sebabnya pada teks lirik di cover album tidak ada nama pencipta secara individual, karena delapan lagu Death Distortion, kami tulis secara bersama,” penjelasan Trison, tatkala ditanya tentang ketiadaan nama pencipta lagu pada teks lirik.

Tema lirik. ‘ragam warna musik rock’ juga dipikirkan secara bersama, termasuk pada dua lagu yang menyeberang ke warna ballad rock, seperti ‘Hasrat’ dan ‘Terbang Bersama Garuda’. Pada 2 lagu ini ada perlakuan istimewa. ‘Hasrat’ misalnya, liriknya ditulis Wawan, bercerita tentang perempuan penggoda, dan materialistis, “Sebenarnya banyak perempuan yang suka melodi lagu Hasrat, rock tapi kalem, namun tatkala mulai baca teks liriknya, mendengar cara Trison nyanyi, lirik Hasrat terdengar malah mengkritisi perempuan yang materialistis. Itulah uniknya lagu Hasrat, “ kata Wawan sambil melepas tawa.

Must Read

Related Articles