Band rock alternatif d’AVERY resmi merilis single perdana berjudul “Hidup Hanya Sekali”, sebuah karya revisit dari lagu yang pertama kali dipopulerkan oleh Garasi pada 2011. Alih-alih sekadar mengulang nostalgia, versi terbaru ini hadir dengan pendekatan emosional yang lebih dewasa, relevan, dan dekat dengan realitas hubungan masa kini, sekaligus menjadi pernyataan awal perjalanan musikal d’AVERY di industri musik Indonesia.
Lagu ini digarap langsung oleh penciptanya, Dimas Pandu atau yang akrab disapa Midas, bersama Phanoz. Keduanya menulis ulang sebagian lirik dan notasi untuk menghadirkan perspektif baru tentang hubungan yang retak bukan karena konflik besar, melainkan karena kegagalan berkomunikasi. Diam yang dibiarkan terlalu lama menjadi tema utama yang terasa sangat relevan dengan kehidupan modern.
Proyek ini juga mempertemukan kembali Dimas Pandu dengan Aiu Ratna, sosok vokalis yang memiliki keterikatan emosional dengan lagu tersebut. Aiu mengungkapkan bahwa dirinya langsung menerima ajakan kolaborasi begitu mengetahui bahwa versi yang direkam adalah gubahan asli sang pencipta lagu. Kehadiran Aiu memberi warna emosional yang kuat, sekaligus menghadirkan nuansa personal yang membuat lagu ini terasa lebih jujur dan hidup.
Dimas sendiri mengakui bahwa “Hidup Hanya Sekali” memiliki perjalanan panjang. Lagu tersebut sempat dipersiapkan untuk dinyanyikan Aiu dalam proyek sebelumnya, namun tak pernah terealisasi. Bertahun-tahun kemudian, d’AVERY menjadi ruang yang tepat untuk menyempurnakan ide tersebut, dengan pendekatan musikal yang lebih matang dan penuh refleksi.
Secara musikal, d’AVERY yang digawangi Phanoz (drum), Indra (gitar), Damien (gitar), dan Midas (vokal) mengusung karakter 90’s rock alternative yang kental. Aransemen gitar yang emosional dipadukan dengan vokal yang jujur, menghadirkan nuansa nostalgia tanpa terjebak masa lalu. Musiknya terasa akrab, sementara liriknya berbicara langsung pada pendengar yang pernah mengalami hubungan yang membeku karena kebisuan.
“Hidup Hanya Sekali” bukan sekadar lagu tentang perpisahan, tetapi tentang keberanian untuk berbicara, mengekspresikan perasaan, dan memilih untuk tidak terjebak dalam penyesalan. Potongan lirik pada bagian bridge menegaskan pesan tersebut, bahwa hubungan seharusnya diisi dengan dialog, cerita, dan harapan, bukan dengan diam yang perlahan mengikis segalanya. Lagu ini menjadi refleksi bahwa hidup terus berjalan, dan kebahagiaan tak seharusnya tertahan oleh hubungan yang tak lagi saling mendengar.
Dengan energi pop rock alternatif yang kuat dan pesan yang membumi, “Hidup Hanya Sekali” tampil sebagai lagu yang relevan lintas generasi. Sebuah pengingat bahwa hidup hanya sekali, dan memilih diam sering kali berarti kehilangan kesempatan untuk memperbaiki segalanya.
Single “Hidup Hanya Sekali” sudah tersedia di seluruh platform digital seperti Spotify, Apple Music, YouTube, dan layanan streaming musik lainnya sejak 9 Desember 2025. XPOSEINDONESIA/IHSAN

