Di tengah industri musik yang dibanjiri dengan lagu-lagu cinta komersil, rupanya masih ada juga musisi yang tetap peduli terhadap wajah bangsa. Seorang seniman yang kerap berteriak menumpahkan kegundahan hatinya lewat syair. Menyuarakan kegalauan dan amarah terhadap keberadaan bangsa ini. Dialah Boedi Djarot, kelahiran Jakarta, 26 Juli 1958 yang mengemas albumnya dengan tajuk “Lawan”.
Boedi Djarot adalah seniman musik yang sehari-hari juga beraktivitas sebagai observer dan konsultan hukum ini merupakan adik kandung dari dua tokoh sineas film terkenal Indonesia, Eros dan Slamet Rahardjo Djarot. Memilih dunia musik karena ia merasa lewat musiklah ia bisa menyampaikan segala kegelisahannya.
Dalam album yang telah dirilis pada pertengahan tahun 2015 ini, dirinya menjejalkan sekitar 11 lagu. Beberapa lagu diantaranya “Garudaku”, “Bung Karno”, “Koruptor”’ “POP” dan single andalannya “Lawan” sedikit banyak mewakili suara macam apa yang disampaikannya. Bersama RAK (Republik Anti Korupsi) Band, Boedi berharap karyanya ini dapat menginspirasi rakyat agar bersikap kritis terhadap penyelenggaraan negara dan hal terkait didalamnya.
“Saya tidak mau orang tertidur. Saya ingin menyampaikan tentang kondisi bangsa Indonesia yang seharusnya jadi perhatian kita semua,” ungkapnya di sela-sela penampilannya dalam acara Bedah Album “Lawan” Boedi Djarot & RAK Band.
Dalam acara bincang-bincang yang diselingi show kecil tersebut, melibatkan Akmal N. Basral dan Adi Massardi sebagai moderator dan narasumber untuk mengupas pesan yang disampaikan Boedi lewat lagu-lagunya tersebut.
Selanjutnya, Boedi berharap masih ada musisi-musisi seperti dirinya yang mau dan tak ragu membuat lagu untuk bangsa Indonesia. Dalam pesannya, Boedi berujar bahwa musik atau karya seni yang tidak mengakar pada realitas kehidupan adalah pemicu yang menyesatkan bangsa sehingga berhenti pada era tertentu./ XPOSE INDONESIA – AM Foto: Ihsan