
Masih ingatkah Anda dengan Baruna? Vokalis dari band Elpamas yang populer di era akhir 80-an? Pada Maret 2014, Baruna Priyotomo –nama lengkapnya—hadir lagi di industri musik Indonesia dengan merilis mini album bertajuk “THY NAME In MyTitle”. Album berisi lima lagu baru ini memuat campuran musik antara rock, dengn blues, reggae dan funk.
“THY NAME In MyTitle” mengedepankan single “Doa”, sebuah lagu yang ditulis dalam teks bahasa Inggris dikerjakan bersama Jalu Praditina. Terdengar unik, abstrak, berbau sufi. Musiknya penuh suara elektronik dalam beat-beat tribal, sementara vokal terdengar seperti orang sedang melakukan upacara keagamaan dalam suku-suku tradisional. Durasinya lumayan panjang, sehingga terasa cocok diputar di clubbing untuk mengiring musik dansa.
Notasi musik yang ‘gelap” dipadu gendang tradisonal dan musik elektronik modern terdengar gagah sekaligus mistis. Di sini peran Jalu Praditina, sang arranger dan Baruna menyatu. Kesan surealis makin terasa, manakala dalam video klip yang digarap Ruli Bachtiar Soeratie, Baruna tampil sebagai rocker ditemani dua penari.Ia menari berputar-putar seperti sufi dalam tarian berputar. Hanya ia digambarkan dalam suasana serba hitam. Ini menghidupkan perannya sebagai rocker yang beda juga berkarakter
Saat Press Conference album ini di Prestige Cafe, Kemang, 19/03/2014, Baruna tidak mengelak ketika ada pertanyaan wartawan yang menyebut lagu “Doa” seperti lagu yang layak diputar di club. “Tuhan ada di mana-mana, juga di club. Kita wajib memuliakan Tuhan,” ungkapnya.
Dalam pengamatan XposeIndonesia, album ini telah dikerjakan dengan apik. Musiknya terpola sebagai musik rock garang namun tetap indah didengar, bagus dan rapi. Baruna sendiri sengaja mengemas “Doa” dalam teks bahasa Inggris, dengan tujuan lebih mudah ketika dipasarkan ke luar negeri.
“Saya mengikuti perkembangan bahwa sekarang ini mungkinkan untuk kita memasarkan musik ke luar negeri dalam format digital,” ujarnya serius. “Kualitas musisi Indonesia tidak kalah, cuma kesempatan promosi ke luar negeri yang sering kali membuat tersendat,” ungkap Baruna yang kelahiran Jakarta 16 Juli 1967.
Mini album ini memuat lagu karya Baruna yang lain bertajuk ‘Luka Bukan Duka’ dan ‘Rasa” bernafaskan Rock, juga lagu bernuansa Reggae berjudul “Land of Love” dan lagu blues ‘Or Just to Be.”
Penggarapan rekaman album ini didukung sejumlah musisi teman yang merupakan kawan lama Baruna, yakni Jalu Praditina (arranger, perkusi dan drum programmer), Fingga van Leun (gitar), B Doel (gitar), Fahmi Alatas (bass), Maully Gagola (gitar).
Saat naik panggung mempresentasikan album barunya, Baruna tampil ekspresif, tidak berlebihan gerak seperti kebanyakan rocker yang kecentilan. Suaranya terdengar sebagai rocker sejati anti fals, meski lagu bermain dalam komposisi melompat dari blues, ke reggae maupun funk. Yang jadi pertanyaan selanjutnya, mampukah kreasi Baruna yan apik ini merebut hati penggemar musik rock Indonesia?! XPOSEINDONESIA – NS . Foto Dudut Suhendra Putra dan Muhamad Ihsan