
Baruna Priyotomo, penyanyi dan vokalis Elpamas punya wadah dan project baru. Namanya Barakarama Project. Di sini ia bertindak sebagai founder, songwriter sekaligus lead vocal.
“Ini adalah sebuah project yang mengangkat kembali keunikan dan kekayaan bunyi etnik di nusantara, menyatukannya dengan lirik yang memuat semangat kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi,” kata Baruna di acara Cakap Cakap live IG @bensleo52 dan Facebook Barakarama Project, Kamis 10/06/2021
Kenapa mengangkat lirik nasionalisme, apa karena alasan umur? Tanya seorang penonton.
Baruna yang pernah merilis album solo “THY Name in My Title” pada tahun 2014 menjawab, “Dalam darah saya, ada darah pejuang. Eyang saya dulu pejuang kemerdekaan di Yogjakarta, di jaman Pak Ahmad Yani,” ungkap Baruna yang pernah tampil di rock opera show bersama alm Jockie Suryoprayogo, bersinergi dengan Teater Koma Riantiarno, dan diajak Addie MS menjadi tamu dalam peementasan Twilite Orchestra.
“Mungkin benar, di atas umur 40 an, dengan jam terbang yang tinggi, hasrat menggelorakan cinta kebangsaaan, mengangkat seni etnik negeri sendiri sudah tidak bisa dibentung lagi,” ungkap Baruna kelahiran Jakarta, 16 Juli 1967.
Selaku founder, Baruna merancang project ini sebagai wadah untuk melakukan eksplorasi seni, tak sekadar hanya musik, tapi juga termuat unsur tari, teater, dan yang pasti kami ingin mengangkat seni tradisi Indonesia.
Kata ‘project’ bisa ditafsir ‘tidak berformasi baku’ dan sangat terbuka pada hadirnya session musisi baru.
Khusus untuk pemunculan di Cakap Cakap Barakarama Project tampil dengan formasi Baruna (vokal), Riffy Putri – Yuyun – Bunga (vokal), Toto Tewel dan Youslam (gitar), Ardy (bas), Estu Pradana (keyboards), Ihsan (biola), Hendrikus (perkusi) dan Rere (drums).
Formasi ini memperdengarkan tiga lagu dalam durasi panjang yakni “Nyanyi Bangsa”, ‘Merdeka’, ‘Sekarang dan Di sini’
Rere yang duduk di posisi drummer menyebut, titik berat Barakarama Project adalah, mereka beralih dari industry music yang mainstream menjadi penuh unsur etnik.
“Kita ingin merawat pluralisme, keanekaragaman budaya, bahasa, suku dan agama Indonesia. Dan sebagai seniman, kita bersuara lewat musik. Unsur etnik di sini menjadi penting, agar kita tidak asing dengan budaya kita yang sangat kaya!”
Rere berharap dalam waktu mendatang Barakarama Project bisa saja menggelar diskusi tentang membangung toleransi.
“Kami sudah merancang berdialog dengan PBNU, misalnya, dengan Buya Said, untuk membahas soal kebudayaan dan merawat kebinekaan!”
Sementara itu, Riffi Putri, salah satu vokalis yang sangat matang jadi penyanyi cover vertion di kafe kafe dengan melantunkan lagu lagu rock Barat mengatakan, saat bergabung dengan Project ini, ia menemukah hal baru yang menakjubkan.
“Ternyata menyanyikan lagu dari negeri sendiri, dengan musik etnik yang sangat indah itu seperti magic! Sungguh pengalaman yang luar biasa indah!”
Baruna yang pernah studi tentang Sound Audio Engineering di Jerman pada akhir 1990 ini, dalam Barakarama Project, menulis lagu dan lirik, sementara aransemennya digarap bersama dalam pola workshop oleh belasan musisi, misalnya untuk single yang baru dirilis – ‘Nyanyian Bangsa’
“Lagu ini saya tulis bersama Adi Prasetio, lalu kami buat workshop aransemen dengan melibatkan Ucok (biola) dan kawan-kawan musisi dari Yogya,” ungkap Baruna.
‘Nyanyian Bangsa’ sudah masuk ke digital platform Spotify, Joox, Deezer, iTunes, Langit Musik, dan videonya bisa disaksikan di YouTube.
“Nyanyian Bangsa merupakan tema lagu yang menunjukkan komitmen kebangsaan personil Barakarama Project. Pada beberapa karya lainnya, sangat dimungkinkan mereka naik panggung dengan busana etnik, misalnya, ” kata Dina, pencinta seni yang mensupport penuh karya Barakarama Project. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Dudut Suhendra Putra