Adem, menenangkan dan menyenangkan. Itu kesan yang terasa ketika berulang memutar album ketiga karya dr Bramundito Abdurrachim, Sp.OG yang bertajuk “La Rambla”. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan menulis lagu? “Ya ! Saya mencoba menyeimbangkan otak kiri dan kanan. Kalau orang lain hobinya mungkin naik motor besar. Saya hobi nulis lagu di sela kerja rutin saya sebagai dokter!” ujar Bramundito dengan tawa lepas dalam percakapan dengan XposeIndonesia, di sebuah senja.
Sejak terjun menjadi dokter, Bram mengaku hanya membuka praktek di satu tempat, yakni Rumah Sakit Pondok Indah. “Dengan begitu, saya bisa pulang ke rumah pada pukul empat sore. Langsung masuk studio, nyoret-nyoret bikin lagu dan direkam!” ungkap pria kelahiran Jakarta, 6 Mei 1962
Menurut Bram, dalam pengerjaaan album ini, Ia hanya memilih menulis lagu. Lantas menyerahkan sisi penggarapan musiknya kepada musisi profesional yang dapat menerjemahkan idenya. “Selain itu, saya juga mencari penyanyi yang pas untuk menyanyikannya. Saya mempercayakan album ini digarap Andy Bayou, Yudhistira Arianto, Barry Likumahuwa dan Tohpati Ario, juga, Ari Darmawan,” ujarnya.
Sementara semua lagu dinyanyikan banyak nama; antara lain Lantika (‘Tidak Nyata’), Richard Chriss (‘Manusia dan Dosa’ & Mila), Soulmate (‘Akupun Cinta’), Instrumental Barry Likumahuwa and Friends (‘Jangan Tinggalkan Aku’). Tata (‘Tak perlu Bersatu’), Netta (‘Penari’), Kyky Tama (‘Berakhir di Bali’) dan Ryan Valentinus (Tak Terbingkai’)
Menurut Bram sebagian besar lagu garapannya memunculkan aroma jazzy. “Bukan pure Jazz. Tapi light jazz, dan jenis musik yang cenderung banyak terdengar di era tahun 80-an!” ujarnya.
Dalam ‘La Ramla’ terdapat 10 lagu ciptaannya yang digarapnya via gitar ataupun piano. Hanya dua lagu yang liriknya ditulis bersama orang lain yakni “Tak Perlu Bersatu’ dengan Dyana Sarvasti, juga ‘Tak Terbingkai ‘ (Nunny Hersianna) . Dan hingga hari ini ada 2 lagu, yang mulai diputar beberapa stasiun radio. Yaitu, ‘La Rambla’ dan ‘Takkan Nyata’ yang musiknya digarap Tohpati Ario
Sementara tema lirik berkisar tentang takdir cinta yang tidak bisa bersatu namun ditulis dengan suasana indah dan tetap menyimpan degup bahagia. Dengar pada lagu “La Ramla” (Soulmate) yang menurut pengakuan Bram lahir disela-sela ia mengikuti seminar di Barcelona. Lirik dengan tema kasih tak sampai itu ditulis dan dipadu dalam musik bernada riang.
Atau simak dalam lagu “Takan Nyata” (Latinka) juga “Akupun Cinta” (Soulmate). “Tema lirik sih bisa ditulis dari mengambil kisah orang lain. Tidak selalu harus dari kisah pribadi. Isteri saya juga penasaran dan sempat tanya. ‘Ide nulis lirik itu dari mana?’ ungkap suami dr. Wigati Purbarini.
Pengerjaan album ini menurut Bram memakan waktu lumayan panjang. “Prosesnya sekitar 2 tahun, ini terjadi karena kesibukan produser dan arranger yang saya pilih,” ucap ayah 3 anak; Apsari Anindita, Amarrhendhra Abbirama dan Pandya Praharsa.
Suka Musik Sejak Remaja.
Dr Bram mengaku senang bermusik sejak remaja. Ia pernah bergabung dengan Cindy Luntungan. Meski begitu, ia mengaku sebagai pemusik amatir. Padahal, ia telah menghasilkan 3 album rekaman! Album perdana bertajuk Dunia Baru dirilis pada 2008 menghasilkan beberapa lagu hits dan diputarkan stasiun radio swasta nasional. Seperti, ‘Lama Kunanti’ (Matthew Sayersz). ‘Bersemi di Bali’ (Ivan Nestorman). Dan ‘Jangan Harap’ (Tompi).
Dalam album tersebut, ia mengajak beberapa musisi berpengalaman, untuk bertindak sebagai produser yakni Yudhistira Arianto, Andy Bayou, almarhum Ade Hamzah juga Tohpati Ario.
Pada 2011, Bram melepas album kedua bertajuk ‘Perjalanan Panjang” dengan 11 tracks. Di sini, ia mengajak Rio Moreno, Yudhistira Arianto, Barry Likumahuwa, Harry Goro, Andy Bayou, almarhum Ade Hamzah juga Tohpati Ario sebagai produser.